Free cookie consent management tool by TermsFeedBelajar dari Arif Hermawan yang Sukses Tanam Hidroponik di Atap Rumah - Demfarm
logo-demfarm

Belajar dari Arif Hermawan yang Sukses Tanam Hidroponik di Atap Rumah

·
<p>Tanam Hidroponik di Atap Rumah</p>

Tanam Hidroponik di Atap Rumah

(Istimewa)

Arif Hermawan adalah pemuda 24 tahun asal Lumajang Jawa Timur yang sukses dengan pertanian hidroponiknya. Di atap rumah dengan ukuran 30 meter persegi, Arif mengembangkan pertanian hidroponiknya. Arif menanam berbagai jenis sayuran seperti selada, sawi, dan pakcoy. Arif melakukan penyemaian dengan menggunakan busa dan disiram dengan air yang sudah diberi nutrisi. Setelah 7 hari, bibit sudah bisa dipindahkan ke media tanam dan akan panen dalam waktu 30-45 hari.

Kunci sukses menanam sayuran dengan teknik hidroponik adalah memperhatikan nutrisi pada air. Arif mengatakan karena tanaman hanya mendapat nutrisi dari air, maka pengecekan kadar PH dan unsur hara harus rutin dilakukan.hasilnya sayuran yang ditanam Arif tumbuh subur dan banyak diminati. Arif memberi tarif sayurannya dengan harga RP. 25.000,- perkilogram. Dalam seminggu Arif bisa mendapat pesanan sebanyak 60 Kg dan mendapat omset 6 juta perbulan.

Dengan kesuksesannya tersebut Arif mengajak para pemuda- pemuda lainnya untuk dapat tertarik pada dunia pertanian terlebih hidroponik. Menurutnya menanam dengan teknik hidroponik tidak membuat lelah karena tidak harus mencangkul, dan sayuran juga tidak menggunakan pestisida sehingga jauh lebih sehat.

Sejarah Hidroponik

Hidroponik adalah sistem menanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, berfokus pada air sebagai media tanam, nutrisi untuk tanaman juga dilarutkan kedalam air. Pertanian dengan sistem hidroponik cocok diterapkan di daerah yang memiliki lahan terbatas, atau memiliki pasokan air sedikit. Pertanian dengan menggunakan media tanam tanah lebih membutuhkan banyak air daripada dengan menggunakan sistem hidroponik. Hal ini karena air sudah menjadi media tanam nya. 

Hidroponik di Indonesia saat ini sedang menjadi tren, karena semakin tingginya kesadaran masyarakat tentang hidup sehat. Bagi orang- orang yang ingin memiliki dan dapat mengkonsumsi sayuran dari rumah dengan kualitas baik akan mulai dengan menanam dengan sistem hidroponik. Tidak hanya itu, sistem hidroponik juga menjadi salah satu solusi ketahanan pangan. Pertanian hidroponik juga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan yang menjanjikan, hal ini karena peminat tanaman hidroponik sangat tinggi, mengingat sayuran hasil dari hidroponik dikenal lebih sehat karena terbebas dari bahan kimia, lebih tahan lama sehingga memiliki daya jual tinggi. 

Tapi tahukah tani muda ternyata hidroponik sudah ada sejak tahun 1627 yang ditemukan oleh Francis Bacon menuliskan pada bukunya yang berjudul Sylva Sylvarum bagaimana menanam tanpa menggunakan media tanah. Tahun 1699 penelitian tentang hidroponik lebih lanjut dilakukan oleh John Woodward yang mana menemukan bahwa tanaman yang ditanam menggunakan air keruh lebih subur dibanding dengan air jernih.

Hal ini karena nutrisi pada air bersih/jernih tidak cukup untuk tanaman. Penelitian dilanjutkan oleh Julius von Sachs dan Wilhelm Knop yang menemukan 9 nutrisi yang diperlukan air agar tanaman dapat tumbuh subur pada tahun 1859-1865. Penelitian inilah yang menjadi cikal bakal hidroponik karena ditemukan bahwa ada elemen selain air yang dapat menjadi pengganti unsur hara bagi tanaman.

Hasil penelitian ini sebagai penegas bahwa teknik menanam tidak hanya menggunakan tanah sebagai media tetapi bisa menggunakan media lainnya seperti air. Teknik menanam dengan hidroponik dinilai sebagai teknik pertanian modern. 

Masuk ke abad 19, penelitian dari hidroponik ini semakin meluas karena ditemukan cara budidaya baru yang dinamakan hidroponik. Tetapi namanya belum hidroponik. Saat itu nama budidaya tanam yang baru ini masih budidaya perairan atau ada juga yang menyebutnya aquaculture.

Penelitian tersebut ditemukan oleh William Frederick Gericke, yang saat itu berhasil menanam tomat dengan metode hidroponik dengan ukuran tinggi tanamannya yang mencapai 25 cm. Akhirnya Willian Gericke menerbitkan buku yang isinya mengenai teknik, nutrisi, media dan hal lainnya tentang hidroponik yang sangat lengkap.

Saat ini hidroponik telah berkembang pesat di Indonesia, tidak hanya sebagai hobi tetapi juga sebagai salah satu mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia.

Peluang Sukses Menjadi Petani Hidroponik di Era Digital

Ketika menjadikan hobi menanam sebagai ladang mata pencaharian tentu sangat menyenangkan. Saat ini peluang para petani hidroponik sangat tinggi dan menguntungkan. Hal ini karena semakin tingginya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat, memakan sayuran yang organik atau bebas kimia. Hal ini sangat cocok dengan sistem pertanian hidroponik dimana tidak menggunakan bahan kimia dalam prosesnya. Hasil dari hidroponik juga lebih sehat, lebih tahan dan lebih banyak. 

Menanam menggunakan teknik hidroponik juga terkenal dengan keefektifan dan efisien. Tetap dapat berproduksi meski tidak memiliki lahan yang luas. Hemat dalam penggunaan air, hemat dalam perawatan karena tidak membutuhkan pupuk hanya perlu mengatur kadar Ph air dan nutrisi dalam air.

Tani Muda bisa memulai untuk menjadi petani hidroponik secara kecil- kecilan karena tidak membutuhkan lahan luas. Petani hidroponik juga tetap dapat dilakukan meskipun tinggal didaerah perkotaan.(Demfarm/Fitri)

Topik
Artikel Terbaru