Free cookie consent management tool by TermsFeedBermodal Lulusan SMK, Tani Muda Berusia 21 Tahun ini Raup Omzet Ratusan Juta dari Bertani - Demfarm
logo-demfarm

Bermodal Lulusan SMK, Tani Muda Berusia 21 Tahun ini Raup Omzet Ratusan Juta dari Bertani

·
<p>Semangat Petani milenial di hari kebangkitan nasional</p>

Semangat Petani milenial di hari kebangkitan nasional

(Istimewa)

Ujang Solehudin adalah seorang petani muda asal daerah Panjalu Kabupaten Ciamis yang berhasil dan sukses. Hanya berbekal lulusan SMK jurusan pertanian dan latar belakang orangtua yang juga petani, Ujang bertekad untuk menjadi petani muda.

Niat untuk bertani muncul ketika setelah lulus SMK Ujang mulai bekerja disuatu perusahaan swasta selama hampir dua bulan. Selama pekerjaannya di perusahaan tersebut terbesit lah sebuah pikiran, kenapa saya bekerja hanya untuk memperkaya orang lain. Maka akhirnya ia memutuskan untuk pulang kampung dan berani memulai usaha sebagai petani. 

Berawal dari modal hasil bekerja di perusahaan, Ujang membuka lahan untuk bertani hortikultura yaitu komoditas cabai. Ujang memusatkan seluruh usaha, tenaga, pikiran serta materi yang dimilikinya untuk memulai bertani. Ujang memulai usaha bertaninya pada tahun 2019. Yang menjadi pemicu Ujang untuk terus berkarya bukanlah dari segi ekonomi, melainkan ia mampu berinovasi di bidang pertanian. Ia mengaku bahwa ada penambahan dan kemajuan dari segi inovasi bertaninya di bidang teknologi. 

Ujang mengaku awal mula bertani, ia menghadapi permasalahan dan tantangan. Awal bertani ia memilih untuk menanam cabai merah besar, ternyata pada penanaman pertamanya itu dari 2200 batang pohon tanaman terkena serangan lalat buah sehingga hasil panen hanya bisa menutupi modal dan belum bisa membayar tenaga kerja.

Namun Ujang tidak patah semangat, ia terus berusaha dan berinovasi. Akhirnya ia mencoba untuk mengganti tanamannya menjadi Cabai keriting. Ia juga mengaku bahwa tetap menanam sebanyak 2200 pohon, namun kendala yang dihadapinya saat itu adalah ketika covid melanda, minat pembeli untuk cabai tidak begitu tinggi. Namun lagi-lagi Ujang tidak patah arang, ia terus berusaha.

Setelah covid mulai mereda, dan permintaan akan cabai pun mulai meningkat, Ujang mulai merasakan keuntungan dari hasil bertaninya. Ia mengaku untuk sekali panen dengan 20000 pohon batang dan produktivitas tiap pohon adalah 1 kg maka sekali panen ia bisa mendapat sekitar 20 ton. Untuk harga 1 kg cabai sekitar 30-50 ribuan.

Maka keuntungan yang didapatnya adalah misalnya 1 kg per 20 ribu maka omzet yang didapat adalah 400 juta rupiah. Dikurangi modal satu pohon tanaman 5000 maka modal sekitar 100 juta rupiah. Keuntungan bersih yang didapatnya adalah 300 juta dalam 7 bulan selama masa tanam hingga panen. Saat ini Ujang memiliki total lahan seluas 1,5 hektar untuk 20000 populasi cabai. Untuk pemasaran cabe nya, untuk hasil panen grade A dan B akan dipasarkan di supermarket dan untuk grade dibawah B akan dipasarkan di pasar- pasar induk serta pasar tradisional. 

Ujang mengaku memilih komoditas cabai karena cabai adalah komoditas yang memegang peranan penting dalam lapisan masyarakat. Cabai juga memiliki harga yang lumayan tinggi di masyarakat dan memiliki potensi nilai ekonomi yang juga tinggi. Ujang berpesan untuk para petani muda, jangan pantang menyerah, karena petani muda saat ini adalah ujung tombak regenerasi para petani untuk menjaga ketahanan pangan.

Ujang mengatakan jika bukan para petani muda yang bergerak siapa lagi. “Karena jika tidak ada petani, sampean mau makan apa” ujar Ujang. Kunci sukses Ujang dalam menjalankan usahanya yang pertama adalah tidak meninggalkan Sholat 5 waktu, menyayangi orang tua, dan bersedekah. Ujang juga berpesan untuk para generasi muda mulai mengubah pola pikir, jangan stuck disitu-situ saja tetapi mulai untuk berusaha. “Mumpung masih muda, terus kembangkan bakat dan asah skill baru, kerja keras dan terus semangat”. (Fitri)

Topik
Artikel Terbaru