Free cookie consent management tool by TermsFeedCegah Panen Gagal Pada Cabai, Kenali Virus Gemini - Demfarm
logo-demfarm

Cegah Panen Gagal Pada Cabai, Kenali Virus Gemini

·

Salah satu masalah yang sering kita jumpai dan masih menjadi momok para petani hingga saat ini, khususnya pada tanaman cabai adalah virus kuning atau Gemini. Jika saat ini anda sedang menanam cabai tetapi tanaman Anda mengalami daunnya kering, kerdil, dan sulit menghasilkan bunga serta buah, kemungkinan besar tanaman cabai Anda terkena virus gemini atau virus kuning. 

Tentu hal tersebut akan sangat merugikan petani, karena saat tanaman rawit yang diharapkan akan menghasilkan panen dan produktifitas tinggi harus terhalang oleh penyakit ini. Oleh sebab itu, para petani harus bisa melakukan pencegahan terhadap tanaman cabai kita sehingga terhindar dari serangan virus kuning tersebut.

Lalu, apa sebenarnya virus gemini ini? Virus gemini atau Begomovirus merupakan salah satu virus yang menyerang tanaman cabai. Virus ini juga disebut sebagai virus kuning karena bisa menyebabkan tanaman cabai menjadi kuning.

Dilansir dari laman litbang pertanian, virus kuning paling banyak ditemukan di dataran rendah mulai dari 100 mdpl hingga dataran tinggi di atas 1000 mdpl. Virus ini dapat menyerang berbagai varietas cabai dalam rentang umur yang jauh hingga menyebabkan kegagalan panen 20-100 persen. Serangan yang tinggi ini membuat petani merugi. 

Ciri-ciri virus gemini:

  • Daun muda mengkerut dengan warna mosaik kekuningan.
  • Daun mengkerut hingga menjadi ukuran kecil dan lebih tebal.
  • Tidak berbuah.

Gejala yang ditimbulkan oleh virus gemini berbeda-beda, tergantung pada genus dan spesies tanaman yang terinfeksi, namun biasanya muncul pada 4 – 16 hari setelah masuknya virus ke dalam daun tanaman (inokulasi).

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, gejala awal penyakit kerdil tanaman cabai adalah helai daun yang mengalami perubahan warna dengan bagian tulang daun memutih (vein clearing). Selanjutnya, daun akan berkembang menjadi warna kuning, bagian tulang daun menebal, dan mengeriting ke arah atas (cupping).

Infeksi virus gemini lebih lanjut menyebabkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang. Jika tanaman terserang pada umur muda, biasanya tanaman menjadi kerdil dan tidak berbuah.

Penyakit yang disebabkan oleh virus memang relatif sulit dikendalikan. Adapun hingga saat ini belum ada pestisida yang dapat mematikan virus, sehingga tindakan yang paling tepat adalah upaya pencegahan. Penyakit kuning dapat ditularkan oleh serangga kutu kebul (Bemisia tabaci), sehingga serangga penularnya juga harus dikendalikan.

Menurut penjelasan dalam buku Penyakit Virus Kuning dan Vektornya serta cara pengendaliannya pada Tanaman Sayuran, berikut beberapa cara pengendalian virus gemini pada tanaman cabai.

  1. Penggunaan varietas cabai yang tahan penyakit

Cara mengendalikan virus kuning pertama adalah menggunakan varietas cabai yang tahan atau toleran untuk menghindari serangan lebih parah. Beberapa varietas cabai yang toleran virus kuning, antara lain Capsicum annum (Tit Super, CK Sumatera, TM 99, dan Lembang-1) dan C. frutescens (Bara dan Rawit Thailand).

  1. Pilih bibit berkualitas

Penggunaan benih cabai berkualitas dapat mencegah penularan patogen tular benih. Untuk mendapatkan benih berkualitas, Anda bisa melakukan perlakuan khusus. Langkah untuk eradikasi virus dalam benih adalah merendam benih dalam Na3PO4 10% selama satu sampai dua jam. 

Setelah itu, mencuci benih menggunakan air mengalir sebanyak empat kali.  Selanjutnya, Anda bisa merendam benih dalam HCl 0.8% selama 20 menit dan membilasnya kembali menggunakan air bersih sebanyak tiga kali.

  1. Menyemai benih dengan benar

Persemaian yang sesuai bisa mengendalikan virus kuning. Persemaian yang benar dilakukan untuk mengurangi kontaminasi dan bisa dilakukan untuk membuat media yang aerasinya baik. Tak hanya itu, Anda juga perlu melakukan isolasi tanaman di persemaian agar kutu kebul yang merupakan vektor virus gemini maupun serangga lain tidak menyerang persemaian tanaman cabai.

  1. Pemupukan dan pengolahan lahan yang benar

Bukan tidak mungkin tanaman cabai yang sedang Anda tanam sudah terserang virus gemini namun Anda tidak menyadarinya. Oleh karena itu, untuk mengurangi infeksi, lakukan pemupukan dan pengolahan lahan secara teratur.

Ketika melakukan pengolahan lahan, pastikan gulma dan inang virus benar-benat bersih. Untuk hasil maksimal, gunakan pupuk andang yang sudah matang.

  1. Gunakan mulsa plastic hitam perak

Penggunaan mulsa plastik hitam perak bertujuan untuk memantulkan sinar matahri sehingga tidak akan ada serangga yang hinggap di area tanaman. Selain itu, pertumuhan gulma juga dapat dicegah dengan penggunaan mulsa plastik hitam perak.

Berdasarkan hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, penggunaan varietas Tanjung-1, Tanjung-2, Lembang-1, atau varietas hybrid yang sudah beradaptasi dengan baik seperti Hot Chili, Hot Beauty, TM 999, dan beberapa jenis lainnya.

  1. Melakukan imunisasi tanaman muda

Imunisasi tanaman muda bertujuan mengaktifkan gen tanaman tahan secara sistemik. Langkah ini dilakukan dengan cara mengisolasikan ekstrak nabati dari bunga pukul empat atau bayam duri. Ekstrak nabati tanaman tersebut menjadi agen penginduksi ketahanan sistemik pada tanaman cabai merah atas serangan virus gemini.

  1. Pergiliran tanaman 

Lakukan juga pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang virus. Disarankan setelah menanam cabai, tidak menanam tanaman dari famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tembakau), dan Cucurbitaceae (mentimun). Pergiliran tanaman diusahakan dilakukan secara serempak dalam satu musim tanam. 

  1. Tumpang sari

Lakukan penanaman dengan sistem tanam tumpang sari, misalnya cabai dengan kubis, untuk menekan populasi kutu kebul. Jangan lupa gunakan mulsa, misalnya mulsa jerami atau mulsa plastik perak

  1. Mencabut tanaman yang sakit

Anda juga perlu mencabut dan memusnahkan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber penularan ke tanaman lain yang masih sehat.

  1. Pestisida

Sebagai langkah terakhir, gunakan pestisida sesuai anjuran untuk mengendalikan serangga penular virus. Penting juga untuk selalu mengamati atau memantau kondisi pertanaman sejak di pembibitan, sehingga gejala penyakit dapat diketahui sejak awal dan penyebarannya pun dapat dicegah sejak awal.

Topik
Artikel Terbaru