Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan dalam Pertanian
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) ingin menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Pertanian ramah lingkungan adalah pertanian dengan sistem yang mengelola sumberdaya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi, untuk mencapai peningkatan produktivitas berkelanjutan dan menguntungkan secara ekonomi, diterima secara sosial dan memiliki resiko rendah dan tidak merusak atau mengurangi fungsi lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementan adalah memberikan pelatihan kepada sejuta petani dan penyuluh yang ada di Indonesia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pelatihan yang diberikan pada satu juta petani dan penyuluh ini akan memperkenalkan tentang smart agriculture untuk meningkatkan produksi dan menjaga lingkungan serta mitigasi El Nino. pelatihan ini mengangkat tema pertanian ramah lingkungan yaitu pada intinya stop pengelolaan tanah, air, dan udara secara ugal-ugalan. Dedi juga menegaskan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan juga akan merusak lingkungan. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan tidak akan meningkatkan produksi, justru akan menurun serta merusak lingkungan seperti tanah, air dan udara.
Pelatihan satu juta petani dan penyuluhan ini merupakan agenda intelektual yang secara konsisten dilakukan oleh Badan PPSDM Pertanian. Pelatihan ini telah dilakukan pada 26-28 Juli 2023 lalu secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian dan Kabupaten Kota, dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia maupun titik kumpul lainnya. Pelatihan tersebut memiliki kurikulum tentang kebijakan pengembangan pertanian ramah lingkungan, landscaping lahan pertanian, teknologi konservasi tanah dan air, penerapan Integrated Farming sistem skala kecil dan industri, serta pemrosesan pestisida organik.
Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan
Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa untuk menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan harus dengan penerapan teknologi baru yang bersahabat. Saat ini beberapa teknologi baru yang ramah lingkungan untuk membantu pertanian sudah dihasilkan oleh Pusat Pelatihan dan Perdesaan Swadaya (P4S) dimana dapat digunakan untuk menjaga lingkungan terutama di sektor pertanian. Beberapa teknologi tersebut adalah biofertilizer, pupuk organik, biopestisida, biocontrol, bioremediator, dan masih banyak lagi. Teknologi ini akan membantu petani dalam menciptakan pupuk hayati, pupuk organik, dan pestisida alami sehingga akan sangat bersahabat dengan tanah, air dan udara.
Untuk dapat menjalankan sistem pertanian yang ramah lingkungan, dibutuhkan implementasi dari teknologi tersebut secara masif di seluruh Indonesia. Teknologi ini dapat diterapkan pada lahan- lahan pertanian intensif karena pada lahan tersebut sering terjadi permasalahan kerusakan lahan pertanian.
“Banyak sekali teknologi- teknologi yang ternyata sudah dihasilkan oleh P4S. teknologi yang sangat ramah lingkungan, bersahabat dengan tanah, air, dan udara. Pelatihan ini, mengangkat pertanian ramah lingkungan dengan tujuan tersebut” ujar Dedi Nursyamsi
Korean Smart Agriculture
Pemerintah menjalin kerjasama dengan Korea dalam membangun Korean Smart Agriculture yaitu pertanian yang cerdas dimana dilakukan oleh orang- orang cerdas, dan juga dilakukan dengan cara yang cerdas. Pertanian cerdas ini seperti mengendalikan micro climate, dan smart greenhouse. Di dalam greenhouse tersebut suhu dikendalikan oleh petani yaitu pengaturan suhu yang bisa dinaikan atau diturunkan. Petani juga bisa mengatur kelembaban udara melalui pengkabutan.
Teknologi smart agriculture ini akan terus dikembangkan agar dapat diimplementasikan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas, dan menekan input produksi agar produk pertanian dapat berdaya saing sehingga dapat di ekspor.
Smart Agriculture dalam Mitigasi El Nino
Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai salah satu penopang perekonomian nasional. Namun, perubahan iklim seperti El Nino dapat mengancam produktivitas pertanian.
Smart agriculture atau pertanian cerdas adalah salah satu solusi untuk menghadapi tantangan ini. Pertanian cerdas menggunakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, termasuk dalam mengantisipasi dampak El Nino.
Salah satu teknologi yang digunakan dalam pertanian cerdas adalah fertigasi, yaitu kombinasi antara pemupukan dan irigasi. Fertigasi dapat membantu menghemat air dan meningkatkan efisiensi pemupukan.
Irigasi tetes adalah salah satu jenis fertigasi yang efisien. Irigasi tetes membagi air menjadi tetesan-tetesan kecil yang langsung diberikan ke akar tanaman. Cara ini dapat menghemat air hingga 50% dibandingkan irigasi permukaan.
Dengan menggunakan pertanian cerdas, Indonesia dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi dampak perubahan iklim. (Fitri)