Free cookie consent management tool by TermsFeedJangan Dibuang, Sisa Makanan Bisa Dibuat Jadi Pupuk untuk Tanaman Hias - Demfarm
logo-demfarm

Jangan Dibuang, Sisa Makanan Bisa Dibuat Jadi Pupuk untuk Tanaman Hias

·
<p>Sisa Makanan Bisa Dibuat Jadi Pupuk/Pinterest</p>

Sisa Makanan Bisa Dibuat Jadi Pupuk/Pinterest

(Istimewa)

Sesungguhnya bangsa Indonesia, dikenal sebagai masyarakat majemuk dengan kebudayaan yang tinggi dan beragam. Tak heran, jika setiap suku dan daerah memiliki kearifan lokal yang juga sangat beragam. Namun, bisa diambil benang merahnya setiap suku pasti memiliki pantangan dalam membuang makanan.

Saat kecil, hampir semua ibu mengingatkan anaknya untuk tidak membuang makanan, “Jangan Membuang Makanan, Nanti Makanan Marah,” atau Jangan Buang Makanan, Tuhan Marah,”. Tentunya, banyak kalimat-kalimat yang menyebutkan larangan membuang makanan.

Petuah dan pantangan yang diajarkan leluhur dan orang tua tersebut tentunya, sangat tepat diterapkan secara benar. Hal itu, menjadi upaya kita membatasi konsumsi makanan yang berlebihan, kita juga diingatkan untuk memikirkan orang lain kalau makanan yang kita nikmati belum tentu bisa dinikmati orang lain.

Baik secara sosial maupun budaya mengajarkan pentingnya mengonsumsi makanan secukupnya tidak berlebih-lebihan apalagi sampai membuang makanan yang semestinya masih bisa dinikmati orang lain sama saja menampakkan ketidakpedulian terhadap sesama.

Fenomena sampah sisa makanan di Indonesia

Sampai tahun lalu, fenomena Indonesia sebagai negara paling banyak kedua penghasil limbah makanan di dunia, setelah Arab Saudi masih menjadi perbincangan yang menghebohkan.

Tak tanggung-tanggung jumlah sampah yang dibuang masyarakat Indonesia mencapai 300 kilogram per tahun, sedangkan Arab Saudi 427 kilogram per tahun diungkapkan  The Economist Intelligence Unit pada tahun 2016.

Vice Chairperson of CODEX Alimentarius Commission Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, MSc., CFS., narasumber dalam acara webinar “Foodcycle World Food Day 2020” melansir kompas.com mengatakan angka yang luar biasa dan memprihatinkan, yang jelas ini jadi ancaman bagi ketahanan pangan dan gizi Indonesia,” katanya menanggapi hasil penelitian tersebut.

Dia menyebutkan sangat ironis di tengah keprihatinan bangsa Indonesia dengan berbagai kondisi yang tidak menguntungkan makanan justeru dibuang-buang dengan angka sangat fantastis.

Saat ini, masih banyak orang Indonesia yang mengalami kekurangan pangan bahkan kelaparan. Kondisi status gizi buruk dan gizi kurang juga menjadi masalah hingga kini belum bisa diatasi, ujar dia.

Sisa makanan di rumah bisa diolah jadi pupuk

Lalu bagaimana sebaiknya kita mengolah sisa makanan agar tidak sia-sia, jangan buru-buru dibuang ke tong sampah ya, tapi ayo ikuti sejumlah langkah ini dikutip dari republika.co.id sisa makanan dapat diolah menjadi pupuk yang tentunya sangat bermanfaat bagi tanaman kita.

1. Pilih Bahan Sisa Makanan

Sayuran dan kulit buah yang sudah terlalu matang atau tidak segar lagi bisa dijadikan pupuk organik. Letakkan bahan sisa makanan ini di area yang dikeringkan dengan baik dan terbuka. Lalu, taburkan abu kayu untuk mempercepat proses pengomposan.

Jangan sekali-sekali memasukkan sisa bahan makanan yang berminyak, daging berlemak dan produk susu dalam bahan pengomposan. Sebab, hal itu akan membuat tumpukan kompos menjadi kotor dan menimbulkan bau yang mengganggu.  

2. Tambahkan Bahan Organik Lain

Selain abu kayu, juga bisa menambahkan serbuk gergaji pada pupuk untuk membantu mempercepat proses pengomposan. Bisa juga tambahkan kotoran hewan kambing ke pupuknya. Jika tidak memiliki serbuk gergaji atau pupuk kandang di rumah, kita dapat membelinya di toko perlengkapan berkebun.

3. Kumpulkan Daun Kering

Untuk menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi, kita juga perlu menambahkan sedikit limbah alami ke pupuk. Saat memotong rumput, semua sampah organik akan tersedot dan tercampur di dalam kantong mesin pemotong rumput. Hasil rumputnya bisa dipindahkan ke dalam wadah kompos Anda.

4. Buat Kompos

Tambahkan bahan sisa makanan yang sudah disiapkan ke sampah taman yang sudah ada di tempat kompos. Tempat kompos harus memiliki pegangan yang dapat digunakan untuk memutarnya, saat memutar kompos untuk pencampuran menyeluruh dan untuk memasukkan oksigen ke dalam campuran.  

Selain itu, pastikan tempat sampah memiliki beberapa lubang di sampingnya agar kelembaban berlebih keluar saat memutar kompos. Pakar perawatan rumput merekomendasikan untuk memutar tempat sampah dua hingga tiga kali sehari untuk hasil terbaik.

5. Terapkan Pupuk

Tunggu sampai kompos menghasilkan campuran, seperti tanah yang berwarna gelap. Setelah kompos mencapai tampilan ini, kompos siap untuk disebarkan. Gunakan garpu taman untuk menyebarkan kompos di lahan kebun yang ingin  dipupuk. Terapkan jumlah kompos yang tepat dan tunggu sampai pupuk meresap dan lihat beberapa efek pada area yang diterapkan sebelum Anda menambahkan lebih banyak.

Pupuk digunakan untuk tanaman hias di rumah

Pengolahan sisa makanan menjadi pupuk dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman hias kesayangan kita. Tren tanaman hias selama pandemi COVID-19 tampaknya terus diminati masyarakat, karena dengan bercocok tanam aktivitas menjadi beragam meskipun tidak sering ke luar rumah.

Mengaplikasikan pupuk pada tanaman hias, seperti aglonema dan caladium atau keladi-keladian tentukan akan memberikan dampak luar biasa terhadap pertumbuhan tanaman kesayangan kita.

Dengan dipupuk secara rutin dan sesuai kebutuhan tanaman akan menjadi bagus, cantik dan menampakan warna warni nan indah. Membuat pupuk sendiri mungkin bagi sebagian orang pilihan mengasyikan dan menunggu proses yang cukup memakan waktu tersebut.

Namun, tentu memilih pupuk berkualitas keluaran PT Pupuk Kaltim tentunya tidak sulit. Tinggal datang ke kios yang menjual pupuk komersial, salah satunya NPK Pelangi dengan komposisi 16-16-16 sangat membantu pencinta tanaman merawat beragam tanaman hiasnya.

Pupuk NPK Pelangi 16-16-16 diperuntukan membantu pertumbuhan dan kesuburan tanaman holtikultura yang diantaranya berupa tanaman hias. Pupuk ini sangat cocok digunakan dalam mendukung budidaya tanaman hias yang kini tinggi peminatnya.

Topik
Artikel Terbaru