KUR Pertanian Bantu Petani Lebih Siap Bersaing
KUR Pertanian Bantu Petani Lebih Siap Bersaing. Foto: Flickr.com
(Istimewa)Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Bank Syariah Indonesia (BSI) dan sejumlah offtaker untuk mempercepat realisasi kredit usaha rakyat (KUR) sektor pertanian. Sektor ini ditargetkan mencapai nilai KUR sebanyak Rp70 triliun.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SHY) mengatakan hadirnya KUR sektor pertanian merupakan salah satu upaya negara untuk memastikan kesejahteraan para petani. Selain itu, adanya KUR juga bertujuan untuk membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
“Kami mendorong petani agar berani memanfaatkan layanan program KUR pertanian yang disediakan negara sebagai upaya negara meningkatkan kesejahteraan para petani di seluruh Indonesia,” kata Mentan SYL.
SYL menambahkan KUR ini dapat dimanfaatkan para petani. Dengan bunga yang hanya 6 persen per tahun, ditambah dengan kemudahan dalam mengakses pinjaman, skema KUR dinilai ramah bagi petani.
“Turunnya suku bunga KUR menjadi angin segar bagi petani. KUR untuk petani skemanya berbeda dengan KUR pada umumnya,” ungkap mantan Gubernur Sulawesi Selatan tersebut.
Alokasi KUR sektor pertanian untuk tahun ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Jika tahun 2020 alokasi hanya Rp50 triliun, maka tahun 2021 ini diharapkan menjadi Rp70 triliun. “Dengan begitu, kami berharap pertanian kita bisa terus melakukan mekanisasi yang modern,” tegasnya.
Menurut Mentan SYL, pemerintah terus mendorong petani dan perusahaan penggilingan beras untuk memanfaatkan fasilitas KUR agar bisa memperbesar skala usahanya. Selain itu, KUR dapat digunakan untuk merevitalisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) yang berguna dalam peningkatan efisiensi biaya produksi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan para petani mendapat keringanan untuk membayar KUR. Menurutnya, pembayaran KUR ini boleh dicicil saat produk pertaniannya sudah panen.
“Ini tentu memudahkan para petani. Misalnya petani mengajukan KUR Rp50 juta (tanpa agunan) untuk modal usaha taninya, yang berupa tanaman padi atau jagung,” katanya.
Tahun ini, lanjut Edhy, pemerintah menurunkan suku bunga menjadi 6% dan tanpa agunan untuk pinjaman maksimal Rp50 juta.
“Serapan KUR tertinggi terjadi untuk sektor tanaman pangan yang mencapai Rp16,2 triliun atau 29,14% dengan debitur mencapai 719.336 orang,” kata Sarwo Edhy.
Selain tanaman pangan, serapan KUR tersalurkan untuk perkebunan Rp18 triliun, hortikultura Rp7 triliun, peternakan Rp10,6 triliun, jasa pertanian Rp779 miliar, dan kombinasi pertanian Rp3,1 triliun.
Sarwo Edhy menjelaskan, penyerapan KUR pertanian masih didominasi sektor hulu. Kementan akan mendorong juga pemanfaatan KUR di sektor hilir, seperti untuk pembelian alat pertanian.
“Sektor hulu selama ini dianggap lebih mudah diakses karena tidak memerlukan agunan. Padahal, KUR dengan plafon besar pun sebenarnya akan mudah diakses jika digunakan untuk pembelian alat,” ungkap Sarwo Edhy.
Realisasi serapan KUR ini tersebar di sejumlah provinsi. Tertinggi serapannya adalah Jawa Timur Rp12,2 triliun. Disusul Jawa Tengah Rp8,8 triliun, Sulawesi Selatan Rp4,2 triliun, Jawa Barat Rp3,5 triliun, dan Lampung Rp3 triliun. “Kami akan tingkatkan serapan di provinsi yang lainnya, karena belum semua petani tahu proses mengakses KUR ini,” tambahnya.
Daftar Penyelenggara KUR dan Program Pertanian
Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan 24 bank dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sektor pertanian. Selain bank pelat merah yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), penyaluran KUR pertanian ini juga melibatkan bank daerah.
Baru-baru ini Kementan juga menggandeng Bank Syariah Indonesia (BSI) dan sejumlah offtaker dalam rangka percepatan realisasi kredit usaha rakyat (KUR) sektor pertanian yang ditargetkan mencapai Rp70 triliun.
“Kalau masyarakat mau KUR yang konvensional bisa diajukan ke BRI, BNI, Mandiri, dan bank lain. Tetapi jika ingin model pembiayaan yang Syariah, kami sudah menyediakan penyalurnya, yaitu Bank Syariah Indonesia,” terang Direktur Pembiayaan Pertanian PSP Kementan, Indah Megahwati.
Development Head Government Institutional Relationship Department Funding & Digital Bank Division BSI, Lis Febrina mengaku pihaknya sudah siap sebagai penyalur KUR pertanian untuk melayani pengajuan para petani di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Johny Tarigan dari Garda Bio Nusantara (GBN) menjelaskan pihaknya selaku pendamping kelompok tani dan gapoktan akan mengawal rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) bagi petani yang akan mengajukan KUR.
“Para petani yang akan mengajukan program KUR pertanian akan lebih mudah tanpa ribet karena kami dari GBN dan offtaker akan mendampingi debitur mulai proses hingga musim tanam. Bahkan, mulai dari hulu sampai hilir kami melakukan pendampingan,” kata Johny.
Selain dari unsur bank, dukungan untuk para petani juga datang dari Pupuk Kaltim yang mengembangkan Program Kemitraan Pertanian Terpadu (PKPT). Ini merupakan upaya upaya menggerakkan sumber daya sektor pertanian, sekaligus mendorong kemandirian petani yang lebih berdaya saing.
Sekretaris Program PKPT Hilmi Syarif mengatakan program PKPT digagas untuk membantu menyelesaikan persoalan yang selama ini dihadapi petani tradisional, karena berbagai alasan dan keterbatasan.
Salah satunya adalah kurangnya modal maupun akses untuk mendapatkan modal kerja karena tidak ada jaringan ke perbankan. Selain itu, kurangnya pengawasan dan kawalan teknologi dalam melakukan budidaya tanaman, mulai dari kegiatan persiapan lahan hingga kegiatan panen.
“Pupuk Kaltim hadir melalui program PKPT ini, bisa juga disebut sebagai agrisolution, sebagai sebuah instrument kebijakan perusahaan untuk menggerakkan sumber daya di sektor pertanian, meningkatkan produktivitas petani dengan hasil maksimal, sekaligus memberi pemahaman kepada petani bahwa bertani itu bagian dari kegiatan bisnis,” Hilmi Syarif.
Manfaat KUR Pertanian
Dampak hadirnya program KUR sektor pertanian mulai dirasakan oleh para Kelompok Tani (Poktan). Mereka merasa terbantu dengan adanya program KUR pertanian tersebut.
Mas’udi, salah satu petani yang merupakan perwakilan dari Poktan Rowo Makmur, di Desa Kedungharjo, Kecamatan Widang, Kabupaten, Tuban, Jawa Timur mengatakan program KUR pertanian sangat membantu petani, terutama dalam mendapatkan modal.
“KUR bisa meringankan beban petani karena bunganya. Keuntungan petani dalam KUR ini mendapatkan pinjaman dengan syarat yang mudah dan bunga yang diberikan ringan,” katanya.
Ia berharap, KUR di sektor pertanian direalisasikan tanpa syarat yang sulit. “Dipermudah lagi kalau bisa dalam peminjaman KUR tanpa ada jaminan, seperti sertifikat tanah atau SPT pajak bumi dan bangunan,” ujar Mas’udi.
Selain itu, Mas’udi berharap pemerintah melakukan jemput bola saat sosialisasi ke masyarakat. Caranya dengan melakukan penawaran dan mempercepat penyerapan program tersebut ke petani.
Pendapat serupa juga disampaikan Ramadhan Arif Yuwono, perwakilan dari Poktan Tani Makmur di Dusun Plalangan, Desa Plosowahyu, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Ia mengaku merasakan manfaat positif dari program KUR sektor pertanian karena meringankan permodalan saat petani memulai bercocok tanam.
“Keuntungannya untuk mencari modal itu biar tidak susah, pembayarannya setelah masa panen dan manfaatnya banyak bagi petani,” tandasnya. (*)