Free cookie consent management tool by TermsFeedMasyarakat Perkotaan Wujudkan Ketahanan Pangan Melalui Konsep Urban Farming - Demfarm
logo-demfarm

Masyarakat Perkotaan Wujudkan Ketahanan Pangan Melalui Konsep Urban Farming

·
<p>Ide Bisnis Pertanian</p>

Ide Bisnis Pertanian

(Istimewa)

Saat ini lahan pertanian banyak yang mulai beralih fungsi menjadi pemukiman dan bangunan komersil. Akibatnya, lahan pertanian menjadi semakin terbatas.

Berdasarkan data dari World Bank, sebanyak 56% populasi dunia tinggal di kota-kota. Angka itu diperkirakan akan tumbuh hingga 70% pada 2050. 

Saat dunia menjadi semakin urban, sementara daerah pedesaan berkurang populasinya, muncul tanda tanya, di mana kita akan mendapatkan pasokan pangan dunia jika tidak ada orang yang tinggal dan bekerja di lahan pertanian?

Dilansir dari Tasting Table, urbanisasi yang semakin meningkat membuat lahan pertanian semakin menyusut. Hal itu membuat konsep urban farming dinilai bisa menjadi salah satu solusi nyata mewujudkan ketahanan pangan khususnya bagi masyarakat perkotaan. 

Cara bertanam yang tidak memerlukan lahan yang luas ini cocok dikembangkan di perkotaan. Kini telah banyak beredar beragam jenis alat praktis berupa mesin siap pakai untuk digunakan dalam mempraktikkan pertanian di perkotaan bersistem hidroponik yang memudahkan proses bertani. 

Bahkan konsep urban farming ini dinilai mampu berjalan efektif dan produktif. Dari hasil penelitian yang diterbitkan jurnal Earth’s Future, menunjukkan teknik berkebun dengan cara urban farming termasuk hidroponik dan pertanian vertikal atau indoor farming mampu menghasilkan produksi yang sama dengan pertanian tradisional di pedesaan. 

Para peneliti dari Universitas Lancaster menemukan beberapa jenis tanaman perkotaan yang bisa menghasilkan jumlah panen dua hingga empat kali lipat lebih banyak daripada yang ditanam di pedesaan. Contoh tanaman tersebut diantaranya adalah mentimun, sayuran berakar, selada, dan masih banyak jenis tanaman perkotaan lainnya yang bisa menghasilkan panen melimpah. 

Seorang ilmuwan lingkungan di AgroParisTech, Erica Dorr mengatakan kepada ScienceDaily bahwa bukti adanya potensi untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah perkotaan semakin tumbuh pesat. “Persis seperti yang kita tunggu dan harapkan di komunitas penelitian pertanian perkotaan,” ujarnya. 

Urban farming yang berarti bercocok tanam di lingkungan rumah perkotaan dianggap beriringan dengan keinginan masyarakat kota untuk menjalani gaya hidup sehat. Hasil panen dari urban farming lebih menyehatkan lantaran sepenuhnya menerapkan sistem penanaman organik, yang tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintesis.

Urban farming dinilai menjadi salah satu solusi nyata mewujudkan ketahanan pangan khususnya bagi masyarakat perkotaan yang tidak memerlukan lahan luas. Semakin terbatasnya lahan pertanian membuat beragam metode pertanian muncul. Salah satunya adalah pertanian kota, atau urban farming yang menggunakan inovasi teknologi perkotaan seperti hidroponik dan vertikultur. 

Hidroponik

Ketersediaan lahan terutama di kota-kota besar saat ini semakin menyempit. Situasi ini tentu menyulitkan orang untuk membuat media tanam di pekarangan rumah yang cukup sempit. Namun tak perlu khawatir, karena Anda bisa membuat perkebunan di lahan sempit dengan metode hidroponik.

Sistem hidroponik merupakan budidaya tanaman yang memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga. 

Keiga media tumbuh tersebut meliputi kultur air dengan menumbuhkan tanaman dalam media tertentu yang di bagian dasar terhadap unsur hara, lalu kultur agregat dengan menggunakan media tanaman berupa kerikil, pasir, dan arang sekam. Terakhir adalah kultur aquaponik yang diintegrasikan dengan budidaya hewan air seperti ikan, udang, dan siput, dalam suatu lingkungan simbiosis. Temuan ini disambut baik karena masyarakat terus melakukan urbanisasi. 

Agar dapat tumbuh dengan baik, hidroponik amat bergantung pada berbagai faktor seperti pencahayaan, kualitas air, dan sirkulasi udara yang baik. Hidroponik ini sendiri merupakan metode budidaya tanaman menggunakan air yang kaya akan nutrisi.

Tidak semua tanaman dapat dibudidayakan dengan hidroponik. Namun, jenis tanaman yang dapat dikembangkan cukup bervariasi, diantaranya selada hijau, kangkung, sawi hijau, tomat merah, sayur pakcoy, sayur kailan, bayam, dan masih banyak lagi.

Luas rumah yang terbatas bukan halangan bagi Anda untuk mencoba memulai hidroponik. Anda bisa memulainya dengan memanfaatkan wadah atau perabot yang ada di rumah. Selain itu, Anda juga dapat mengkombinasikan hidroponik dengan dekorasi rumah. Tanaman dapat ditaruh di pinggir jendela atau diintegrasikan dengan furnitur rumah.

Besar kecilnya lahan menentukan jenis hidroponik apa yang dapat dibudidayakan. Sebaiknya, hindari tanaman dengan buah besar. Anda dapat memilih tanaman daun sayur atau daun rempah. Sistem hidroponik yang cocok diterapkan di rumah dengan lahan terbatas ialah sistem deep-water culture.

Vertikultur

Vertikultur ini adalah gabungan dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Vertical sendiri memiliki arti berdiri, sementara culture artinya budaya atau budidaya. Jadi, kedua kata ini berasal dari bahasa Inggris.

Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian, vertikultur adalah pola bercocok tanam yang menggunakan wadah tanam vertikal atau bertingkat untuk mengatasi keterbatasan lahan. Selain mudah dan murah, wadah vertikal juga menghemat ruang.

Kini, sistem pertanian vertikultur telah menjadi pilihan masyarakat perkotaan untuk bertanam sekaligus menjadi solusi dari keterbatasan lahan yang dimiliki. Sistem ini juga merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk dilakukan di daerah perkotaan dengan lahan terbatas.

Misalnya, jika hanya memiliki lahan 1 meter yang biasanya hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, maka dengan sistem vertikal, kita dapat menanam hingga 20 batang tanaman. Jadi, tidak perlu meragukan sistem pertanian ini.

Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek, atau tanaman semusim seperti sayuran, dan memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas. 

Beberapa tanaman tersebut misalnya tanaman sayur semusim seperti aawi, selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabai dan lain-lainnya, tanaman bunga seperti anggrek, mawar, melati, azalea dan sebagainya, serta tanaman obat-obatan tertentu. (Tyo)

Topik
Artikel Terbaru