Mengenal Pak Tarno, Pria Paruh Baya yang Sukses Bercocok Tanam di Rumah
rekomendasi bercocok tanam di rooftop
(Istimewa)Robertus Bellarminus Sutarno, atau yang biasa dipanggil pak Tarno adalah laki-laki berusia 60 an yang memiliki semangat tinggi dalam menjaga dan mencintai lingkungan hidup. Pak tarno adalah pensiunan guru yang memiliki cita- cita membuat lingkungan di sekitarnya asri.
Ide untuk menyelamatkan bumi yang dimiliki oleh pak Tarno berasal dari keprihatinan terhadap keadaan bumi yang menurutnya saat ini tidak baik-baik saja. Suhu bumi yang semakin meningkat yang menimbulkan resiko terjadinya bencana seperti banjir, kekeringan, tanah longsor dan kesehatan manusia. Begitu juga dengan lingkungan sekitar rumah, seperti selokan-selokan yang dipenuhi sampah, tidak adanya sistem pengolahan sampah yang baik,seperti gang-gang yang dijadikan untuk membuang sampah rumah tangga seperti kursi, meja, dan lain sebagainya.
Pak Tarno bermukiman RW.01 Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dari keprihatinan tersebut pak Tarno akhirnya mencoba untuk memperbaiki lingkungannya dengan mengolah sampah dengan baik. Berharap ketika sampah terkelola dengan baik maka lingkungan juga akan menjadi bersih.
Sebelum menjadi kampung asri, RW 01 menjadi langganan banjir ketika musim hujan karena banyaknya sampah berserakan tanpa pengelolaan yang baik serta drainase yang buruk. Sejak tahun 2009 pak tarno mulai untuk menyadarkan masyarakat lingkungannya untuk lebih peduli terhadap lingkungannya sendiri, mulai dari mengelola sampah rumah tangga di lingkungannya sendiri.
Kini RW 1 menjadi kampung asri yang sangat ramah lingkungan. Penuh dengan tanaman- tanaman hijau, tidak lagi terlihat sampah- sampah di gang. Gang-gang kini menjadi tempat yang indah dilihat di mana terdapat pot-pot bergantung hampir di setiap rumah. Jalanan juga dicat dengan menggunakan pola permainan tradisional, seperti pabrek dan ular tangga. Hal ini membuat anak- anak lebih nyaman untuk bermain di jalan gang rumah mereka. Jalanan juga didesain untuk menjadi lebih ramah bagi pejalan kaki dan anak-anak.
Tanaman yang ada di Rumah Pak Tarno
Pak Tarno memiliki taman mini di lantai dua rumahnya. Taman ini dijadikan tempat untuk pembibitan berbagai tanaman. Seluruh tanaman menggunakan pot. Tanaman yang ditanam seperti pisang, kelor, palem, cabai, pegagan dan lidah buaya.
Meski ditanam di pot, tanaman- tanaman tersebut tetap tumbuh subur. Selanjutnya taman itu juga dilengkapi dengan dua kolam ikan lele yang dibangu dengan susunan behel tak bersemen, dan dilapisi dengan lembaran terpal. Air kolam didapat dari limbah air penyejuk udara (Air Condistioner). Taman pak Tarno mengusung konsep kebun gizi dan kolam gizi. Yang mana hasil dari sayuran dan ikan dapat memenuhi konsumsi sendiri. Ini juga yang menjadi konsep mini dari prokilm.
Proses Pengomposan oleh Pak Tarno
Selain memiliki taman mini, rumah pak Tarno juga menjadi tempat untuk pengolahan sampah baik itu sampah organik dan anorganik. Untuk sampah organik, pak Tarno membuat alat-alat komposter untuk memproduksi pupuk kompos cair dan padat. Pak Tarno juga membuat tong khusus untuk menampung sampah organik yang akan dipanen setiap pekan. Hasil panen pupuk ini dijual dengan harga Rp. 20.000 per botol.
Untuk pengolahan sampah anorganik, sebagian akan disetor ke bank sampah dan sebagian akan dibuat kerajinan daur ulang yang berkolaborasi dengan ibu PKK. Pak Tarno berharap dengan adanya proklim ini dapat membantu masyarakat untuk melakukan mitigasi dan adaptasi bencana akibat perubahan iklim. Konsep ini juga diharapkan dapat menjaga kelangkaan pangan akibat bencana dari hasil panen di kebun sendiri di rumah. (Fitri)