Free cookie consent management tool by TermsFeedNicholas Saputra Selain Ganteng Juga Hobi Berkebun, Kira-kira Tanam Apa Ya? - Demfarm
logo-demfarm

Nicholas Saputra Selain Ganteng Juga Hobi Berkebun, Kira-kira Tanam Apa Ya?

·
<p>Nicholas Saputra  Hobi Berkebun. Foto: Pinterest</p>

Nicholas Saputra Hobi Berkebun. Foto: Pinterest

(Istimewa)

Nicholas Saputra, pemeran Rangga dalam film Ada Apa dengan Cinta (AADC) ternyata punya hobi berkebun, lho. Hobi ini bermula saat ia harus tinggal sementara waktu di villanya yang  berada di Sumatera Utara pada masa awal pandemi Covid-19.

Selama di Sumatera Utara, Nicho, sapaan akrabnya, tidak keluar rumah lantaran takut terjangkit atau menyebarkan virus corona ke orang-orang tersayangnya. Di sana, ia berkebun sekaligus untuk mengurusi tempat yang ia tak sebutkan secara detail dan tentunya sambil melakukan kegiatan lain.

Saat itu Nicho mengaku bingung harus melakukan apa. Sebab banyak jadwal yang secara tiba-tiba ditunda bahkan dibatalkan karena pandemi Covid-19. Hingga ia akhirnya memilih untuk berkebun agar dirinya tetap produktif.

Sebagai aktivis pegiat lingkungan dan alam, Nicho juga menerapkan hobinya bercocok tanam di kebun rumahnya. Ia memilih jenis tanaman yang dapat dikonsumsi seperti sayur dan rempah.

“Kalau di rumah saya menanam kebanyakan rempah-rempah. Jadi ada rosemary, dill, tarragon, kemangi. Sempat juga kangkung, itu cukup mudah,” kata Nicholas Saputra saat live di YouTube National Geographic Indonesia, Jumat (17/7/2020).

Aktor kelahiran tahun 1984 ini lalu mengungkapkan perasaan yang dialaminya dari bercocok tanam itu. Menurutnya ada kepuasan tersendiri melihat tanaman yang ia tanam bisa tumbuh dengan baik hingga bisa dinikmati menjadi masakan yang nikmat.

“Wah lebih puas ya karena bisa melihat prosesnya dari bunga lalu menjadi buah yang kecil, jadi buah yang besar sampai dipanen terus juga dimasak sendiri,” tutur Nicho.

Menanam sendiri menurut Nicho membuat ia merasa menjadi bagian dari proses pertumbuhan tanaman yang ditanam. Termasuk semakin menyadarkan dirinya tentang alam.

“Itu ada kepuasan yang luar biasa sih bahwa itu yang mengingatkan bahwa kita menjadi bagian dari ini semua dan oh prosesnya seperti ini. Itu menghadirkan kesadaran yang luar biasa sih dalam melihat bagaimana alam bekerja,”ujar Nicho.

Nicholas Saputra mengatakan, ia juga memasak hasil kebunnya dengan masakan Indonesia maupun Western. Namun, ia mengaku belum terpikirkan untuk menjual hasil bercocok tanam itu secara serius.

Belajar dari Nicholas, Kenali Karakteristik Tanah dan Jaga Kesuburannya dengan Pupuk

Tanah di berbagai daerah memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh letak geografis dan astronomis dari masing-masing daerah tempat tanah itu berasal. Bagi Anda yang hendak bercocok tanam, ada baiknya mengenali karakteristik tanah yang akan Anda garap.

Karakteristik tanah penting untuk dikenali terlebih dahulu sebab berhubungan dengan jenis tanaman yang sesuai, cara pengolahan lahan, serta jenis pupuk yang tepat. Mengenal jenis tanah yang akan ditanami akan meminimalisir resiko gagal panen.

Memahami hal tersebut, Nicholas Saputra memulai proses bercocok tanam dengan mengenali kondisi tanah yang akan dijadikan lahan kebun.

Setelah memahami kondisi tanah, Nicho melanjutkan dengan menanam beberapa jenis tanaman yang sesuai. Beberapa jenis tanaman yang ia tanam di antaranya, rosemary, dill, tarragon, kemangi, ketimun, dan juga kangkung. 

“Jadi mengumpulkan, ngecek apa yang bisa ditanam di sana, trus mengenali kembali tanah yang ada di sana, gimana cara menyuburkan tanaman-tanaman tertentu. Gitu lah, jadi petani kemaren,” ujar Nicho seperti dikutip dari wawancara yang tayag di IGTV @rahsa.nusantara, Minggu (17/1/2021) lalu.

Perpaduan jenis tanah dan tanaman yang tepat akan menghasilkan panen berkualitas jika didampingi dengan penggunaan pupuk yang sesuai. Penggunaan pupuk menjadi salah satu faktor penting, di luar dari memberikan air dan sinar matahari pada tanaman.

Di dalam pupuk terkandung beberapa unsur hara yang berfungsi menutrisi tanaman sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Tiga pupuk mineral yang paling umum adalah yang berbasis nitrogen, fosfor, dan kalium. Ada pula jenis pupuk alami seperti fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau, atau kompos, serta yang terbuat dari bahan kimia seperti NPK, ZA, dan urea.

Berkat ketekunan Nicho mempelajari karakter tanah sebelum ia tanami, kegiatan bercocok tanam Nico ternyata membuahkan hasil yang menurutnya cukup menguntungkan. Nicho nampak senang saat hasil taninya dapat dibarter dengan hasil panen petani yang lain.

“Kemaren pas lagi panen durian saya bisa barter terong gambas dan kacang panjang sama yang baru panen durian,” ujar Nico seraya tertawa.

Bagi Nicho, kegiatan yang ia lakukan pada awal masa pandemi tersebut sangat membantunya merelaksasi diri. Melalui aktivitas berkebun, ia jadi memahami sekaligus merasa kagum menyaksikan cara alam bekerja.

“Sebenernya sangat meditatif dan di saat bersamaan kagum dan dari situ bisa belajar bagaimana alam ini bekerja”Unsur-unsurnya lalu treatment kita ke alam itu seperti apa, kecocokannya, temperatur udara, semuanya kan jadi satu kesatuan,” jelasnya.

Wah ternyata seru juga pengalaman Nicho berkebun. Bagaimana, apakah Anda terinspirasi untuk memulai berkebun juga? Jangan lupa pilih pupuk yang sesuai dengan kondisi tanah dan jenis tanaman, ya! (*)

Topik
Artikel Terbaru