Free cookie consent management tool by TermsFeedPotensi Besar Jagung Jaga Ketahanan Pangan - Demfarm
logo-demfarm

Potensi Besar Jagung Jaga Ketahanan Pangan

·
<p>Budidaya tanaman jagung</p>

Budidaya tanaman jagung

(Istimewa)

Pada tahun 2022 ketahanan pangan Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya 2021. Skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Security Index/GFSI) mencatat bahwa ketahanan pangan Indonesia pada tahun 2022 sebesar 60,2 poin. Skor ini mengalami peningkatan sebesar 1,7% dari tahun 2021 yang mendapat poin sebesar 59,2. Skor ini menjadikan ketahanan pangan di Indonesia berada di tingkat moderat (55-69,9 poin). Saat ini Indonesia menduduki peringkat 63 dari 113 negara. Indonesia diapit oleh negara Tunisia dan Kolombia yang memiliki skor poin 60,3 dan 60,1. 

Seperti yang tani muda ketahui pangan adalah suatu kebutuhan dasar masyarakat. Hal ini menjadi preferensi utama pemerintah untuk terus berusaha dan merumuskan kebijakan terkait ketahanan pangan seperti ketersediaan dan keterjangkauan harga bagi seluruh lapisan masyarakat. Indonesia memiliki 77 jenis tanaman pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 26 jenis kacang- kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 110 jenis rempah dan bumbu, serta 40 jenis bahan minuman. Data ini berdasarkan data adri Badan Pangan Nasional tahun 2022. Keragaman sumber pangan yang dimiliki Indonesia adalah yang tertinggi di dunia setelah Brazil. 

Meski memiliki banyak jenis pangan hal ini tidak menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ketahanan pangan yang mumpuni. Terbukti dari peringkat Indonesia yang hanya berada di posisi ke 63. Peringkat ini jauh dibawah rata-rata negara Asia Tenggara lainnya dan Singapura. 

Komoditas Jagung untuk Jaga Ketahanan Pangan Nasional

Dari ratusan jenis komoditas pangan Indonesia, beras adalah komoditas utama yang selalu diupayakan pemerintah karena beras sampai saat ini masih menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Selain beras, pemerintah juga terus melakukan upaya terhadap komoditas lain, salah satunya adalah jagung. Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk dapat meningkatkan peningkatan produktivitas jagung melalui pembukaan lahan baru dan penggunaan bibit unggul. Hal ini karena mempertimbangkan potensi komoditas jagung yang cukup besar.  

Untuk menindaklanjuti arahan pak Jokowi tersebut, pemerintah terkait telah berkomitmen untuk melakukan berbagai usaha dan berbagai langkah dalam mendorong produksi jagung dan juga menjaga harga pasar guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan juga permintaan ekspor. Beberapa usaha dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan produksi jagung nasional adalah dengan memenuhi kebutuhan alsintan untuk percepatan olah tanah, tanam dan panen, pasca panen.

Pemerintah juga menyediakan Silo dan Dryer di Sentra Produsen atau penyediaan Mobile Dryer untuk menjangkau wilayah remote dan tersebar.  Pemerintah juga melakukan penerapan inovasi dan teknologi pertanian tepat guna, salah satunya adalah penggunaan teknologi digital dalam precision agriculture.

Menteri Ekonomi Airlangga menuturkan bahwa pemerintah telah melakukan upaya diversifikasi pangan guna memperkuat basis ketahanan pangan dengan meningkatkan produksi komoditas lainnya seperti kedelai, singkong, sorgum, dan lain-lain. Selanjutnya pemerintah juga mendorong penggunaan bibit unggul hasil rekayasa genetika guna meningkatkan produktivitas komoditas pangan terutama pada beras dan jagung agar dapat diproduksi dengan waktu singkat.

Selain menggunakan bibit unggul, pemerintah juga melakukan ekspansi industri pengolahan jagung di sejumlah wilayah, penyesuaian spesifikasi bahan baku jagung antara produksi dalam negeri dengan kebutuhan industri dan peningkatan kadar aflatoksin produksi dalam negeri.

Pemerintah juga melakukan ekspansi atau perluasan lahan untuk menanam jagung. Saat ini Kementan telah menetapkan 6 lokasi untuk peningkatan produksi jagung nasional. 6 wilayah tersebut adalah Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara. Luas total lahan tersebut adalah 141.000 Ha, di mana 86.000 Ha di antaranya adalah areal tanam baru. Perkiraan produksi jagung dengan Kadar Air (KA) 27,81%(Jagung Pipilan Basah di Petani), hingga akhir tahun bisa mencapai 25,3 juta ton. Sedangkan perkiraan produksi jagung dengan KA 14% (Jagung Simpan di Gudang) mencapai 18,7 juta ton. Sedangkan kebutuhan untuk industri, terutama industri pakan ternak sekitar 15 juta ton, sehingga masih ada cadangan jagung nasional sekitar 3 juta ton, yang diprioritaskan untuk cadangan kebutuhan nasional. (Fitri)

Topik
Artikel Terbaru