Free cookie consent management tool by TermsFeedPrecipalm: Mudahnya Petani Kelapa Sawit Mencari Tahu Jenis Pupuk yang Tepat - Demfarm
logo-demfarm

Precipalm: Mudahnya Petani Kelapa Sawit Mencari Tahu Jenis Pupuk yang Tepat

·
<p>Precilpalm solusi teknologi untuk petani kelapa sawit</p>

Precilpalm solusi teknologi untuk petani kelapa sawit

(Istimewa)

PreciPalm (Precision Agriculture Platform for Oil Palm) merupakan inovasi teknologi pertanian yang dikembangkan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB).

PreciPalm memanfaatkan teknologi satelit untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta mengolah informasi keragaman spasial dan temporal pada lahan kebun kelapa sawit hingga menghasilkan rekomendasi pemupukan yang tepat.

Precipalm menyediakan informasi mengenai kondisi nutrisi unsur makro lahan kelapa sawit secara cepat dan presisi dalam bentuk peta digital lahan, yang diolah dari citra satelit dan model matematis.

Informasi kondisi tahan tersebut digunakan untuk menjadi dasar dalam menghasilkan rekomendasi pemupukan N (Nitrogen), P (Phosphor), K (Kalium) dan Mg (Magnesium), serta dapat digunakan untuk pemantauan kondisi nutrisi lahan perkebunan paska pemupukan secara realtime.

Precipalm Terbukti Lebih Efisien

Selama ini, pemupukan sawit memakai catatan konvensional seperti pengambilan sampel daun dan tanah sampai uji laboratorium. Kegiatan tersebut membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Precipalm mempermudah dan mempercepat rekomendasi aplikasi pupuk. Sehingga proses pemupukan lebih efektif dan efisien. 

Prof. Dr. Kudang Boro Seminar akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan Precipalm ditopang oleh satelit Sentinel 2. Data satelit akan diolah menggunakan Decision Support System Fertilizer (DSSF) atau Sistim Pendukung Keputusan Pemupukan.

Precipalm menggunakan pemodelan matematis berbasis geostatis dengan akurasi tinggi. Pemodelan ini dapat mengukur status unsur hara makro N, P, K dan Mg berdasarkan warna daun tanaman kelapa sawit yang tertangkap oleh citra satelit.

Hasil pengolahan data satelit akan menunjukkan tanaman yang  kandungan nutrisinya rendah sehingga harus dipupuk lebih. Apabila kebutuhan nutrisi tercukupi, tidak perlu pemberian pupuk dengan dosis sama. Artinya, dalam satu hamparan lahan, pemberian dosisi pupuk akan berbeda, disesuaikan dengan variabilitas nutrisi. 

“Keputusan akan diambil dari data citra satelit sentinel sehingga bisa melakukan pengukuran secara online melalui data satelit yang di-update secara rutin setiap lima hari sekali. Kita bisa dengan mudah melihat kondisi suatu lahan di perkebunan sawit sehingga bisa ambil keputusan, dengan berapa pupuk yang diperlukan,” ujar Prof. Kudang Boro.

Oleh karena itu, Precipalm akan membantu  petani dalam penentuan kebutuhan dan rekomendasi pupuk di satu wilayah tertentu. Sebab sistem ini sudah memenuhi kaidah-kaidah tentang pertanian presisi, yaitu pemupukan dengan variabilitas nutrisi yang ada di lahan.

Dalam Precipalm, laboratorium hanya berfungsi sebagai rekomendasi dan validisator saat pembuatan model pada suatu hamparan luas. Setelah model dirumuskan, maka teknologi Precipalm akan dengan sendirinya menghitung kebutuhan pupuk berdasarkan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. 

“Jadi pengambilan sampel tanah hanya sekali dilakukan untuk suatu hamparan dan model yang didapat sudah dapat menjelaskan kebutuhan pupuk untuk tanaman kelapa sawit. Menurut kami ini adalah teknologi pertama di dunia dan kami akan terus melakukan penyempurnaan terhadap teknologi ini,” kata Prof. Kudang Boro.

Dengan Precipalm, kebutuhan hara tanaman dan dosis pemupukan dapat dimonitoring  lewat satelit. Dimanapun petani bisa memakai aplikasi ini. Petani cukup memasukkan data-data kebunnya seperti koordinat kebun dan hasil yang diinginkan akan keluar.

Precipalm telah diujicobakan di Jambi (Kebun PTPN VI), Kalimantan Timur (Kebun PT Bima Palma Nugraha), Bogor (Kebun Percobaan IPB), dan Riau (Kebun PTPN V).

Sudah ada sampel 400 tanah dan daun untuk membangun pendugaan nutrisi. Dari segi akurasi permodelan, Prof. Kudang mengatakan untuk kandungan nutrisi sudah mencapai 70 persen dan NPK 95 persen akurasinya.

Dikutip dari laman resmi Pupuk Kaltim, PupukKaltim.com, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyebut PreciPalm sebagai solusi pertanian presisi berbasis satelit pertama di Indonesia untuk perkebunan kelapa sawit yang dapat meningkatkan daya saing produk pupuk nonsubsidi di era industri 4.0. 

Bakir juga menilai pertanian presisi adalah solusi model bisnis baru penjualan pupuk NPK, sekaligus meningkatkan daya tarik serta daya saing produk pupuk nasional. Pertanian presisi merupakan upaya efektif untuk mendapat keuntungan optimal dan berkelanjutan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 

PreciPalm memberikan prospek yang sangat baik untuk mendukung pemasaran pupuk NPK nonsubsidi. Prospek pemanfaatan Precipalm juga sangat strategis, karena baru Pupuk Kaltim yang memiliki solusi rekomendasi pemupukan berbasis satelit. Petani sawit dapat fokus pada peningkatan produktivitas kebun sawit dengan menerapkan prinsip pertanian presisi sebagai cara menuju pertanian modern, seperti yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.

“PreciPalm dapat menjadi cikal bakal penopang kesuksesan Pupuk Indonesia Group dalam mengimplementasikan solusi pertanian melalui rekomendasi pemupukan presisi,” terang Bakir.

Luas Lahan Sawit di Indonesia

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian mencatat tren luas areal perkebunan kelapa sawit di 26 provinsi di Indonesia selama lima tahun terakhir, yaitu rentang 2016-2020, cenderung fluktuatif. Namun secara keseluruhan areal kelapa sawit mengalami pertumbuhan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 1,98%.

Data sementara pada tahun 2020, total areal kelapa sawit di Indonesia seluas 14.996.010 hektare. Provinsi Riau memiliki areal perkebunan kelapa sawit terluas dengan luas 2.850.003 hektare atau 19% dari total luas areal perkebunan kelapa sawit di Tanah Air. Disusul Kalimantan Barat seluas 1.904.015 hektare atau 12,6% dan Kalimantan Tengah seluas 1.714.660 hektare atau 11,4%.

Meski areal perkebunan mengalami pertumbuhan. Kelapa sawit mengalami masalah produktivitas yang rendah, khususnya pada perkebunan rakyat. Rendahnya produksi perkebunan kelapa sawit rakyat dikarenakan belum diterapkannya paket teknologi pemupukan secara tepat.

Precipalm dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia melalui rekomendasi pemupukan yang tepat, cepat, dan akurat. (*)

Topik
Artikel Terbaru