Ternyata Sistem Tanam Jajar Legowo Paling Banyak Peminatnya, Cari Tahu Faktanya di Sini Yuk
Foto oleh bbpadi.litbang.pertanian.go.id
(Istimewa)Hingga kini sejumlah provinsi masih bertengger sebagai daerah penghasil padi terbesar di Indonesia, di antaranya Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera Selatan. Produktivitas tanaman padi ternyata bukan hanya didukung lahan yang subur dan pemupukan yang tepat, tetapi penerapan sistem Jajar Legowo atau Jarwo juga berperan dalam mendorong produktivitas budidaya padi.
Penerapan sistem Jarwo, bukan hanya dipraktekan dalam budidaya padi di Pulau Jawa tetapi hampir semua petani kini menggunakan sistem tersebut, seperti Jambi, Sumsel, Sulawesi Selatan, dan juga sejumlah daerah lainnya.
Sistem tanam jarwo merupakan cara tanam padi dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu barisan kosong dengan jarak tanam yang diatur.
Cara tanam padi dengan sistem Jarwo ini, terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanaman karena ketersediaan ruang kosong di antara barisan padi memudahkan petani merawat tanaman tersebut. Di mana, sistem tanam Jajar Legowo memberikan ruang tumbuh yang longgar sekaligus populasi lebih tinggi. Dengan sistem tanam ini, terbukti mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk tanaman.
Selain itu, dengan menggunakan sistem ini pengendalian gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Hal itu, berkaitan dengan tersedianya jarak yang pas untuk petani bergerak dalam merawat tanaman mereka.
Manfaat Menanam Padi dengan Sistem Tersebut
Beragam manfaat dan keuntungan tentunya telah dirasakan petani yang menggunakan sistem Jarwo untuk mendukung produktivitas tanaman padi yang mereka rawat. Berikut ini, kita coba pahami lebih lanjut ya terkait apa saja keuntungan untuk petani.
1. Sistem Jarwo dapat memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat.
2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.
3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembapan akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit. Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
4. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil.
5. Meningkatkan produktivitas padi 12-22%.
6. Sistem tanam berbaris ini juga berpeluang bagi pengembangan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau prabelek (kombinasi padi, ikan dan bebek
Jarak Ideal Antar Tanaman Padi jika Menggunakan Sistem ini
Sebelum membahas jarak ideal saat menanam padi dengan sistem Jarwo, terlebih dahulu kita tambahkan pengetahuan terkait dengan langkah-langkah membuat ubinan atau petakan sawah dengan sistem Jajar Legowo ini.
Ubinan ini dibuat untuk mengatur secara baik hamparan sawah yang akan kita gunakan, berikut langkah-langkah membuat ubinan
1. Pilih pertanaman yang seragam dan dapat mewakili penampilan hamparan, baik dalam segi pertumbuhan, kepadatan tanaman, maupun kondisi terakhir yang ada di lapangan.
2. Tentukan luasan ubinan, minimal dua set jajar legowo yang berdekatan. Luas ubinan paling sedikit dibuat 10 m2 dengan mengambil ukuran setengah jarak tanam. Jarak tanam dengan pola legowo berbeda dengan sistem tegel.
Setelah ubinan selesai, kita lanjutkan bagaimana menentukan jarak tanam pada sistem ini dengan patokan dasar adalah luas ubinan.
Contohnya: jika menggunakan pola tanam legowo 2:1 (25×12,5×50) cm, maka alternatif plot ubinan sebagai berikut:
Alternatif 1. Set tanaman legowo sepanjang 10 m = (6 x 0,25 m) x 8 m = 12 m2 atau setara dengan 256 rumpun
Alternatif 2. Set tanaman legowo sepanjang 5 m = (9 x 0,25 m) x 5 m = 11,25 m2 atau setara dengan 240 rumpun
Alternatif 3.Set tanaman legowo sepanjang 4 m = (12 x 0,25 m) x 4 m = 12 m2 atau setara dengan 256 rumpun
Selain contoh di atas, cara tanam Jajar Legowo untuk padi sawah secara umum bisa dilakukan dengan berbagai tipe yaitu (3:1), (4:1), (5:1),(6:1) atau tipe lainnya. Namun dari hasil penelitian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1.
Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan lahan.
Pemupukan yang Digunakan
Menggunakan sistem Jajar Legowo ternyata bukan hanya mampu meningkatkan produktivitas hasil panen hingga 22 persen, tetapi juga berpengaruh pada berkurangnya kebutuhan pupuk alias bisa lebih hemat menggunakan pupuk. Tentunya, asal pupuk yang digunakan tepat waktu dan tepat komposisi ya.
Sejumlah literasi dan praktek petani pengguna sistem Jarwo menunjukan kalau pengaplikasian pupuk sudah bisa dilakukan sejak 7-10 HST, dengan menerapkan campuran pupuk urea dan NPK Pelangi 16-16-16. Pupuk urea 50 kilogram dicampurkan dengan NPK Pelangi 16-16-16, 5 kilogram jumlah tersebut diterapkan untuk lahan sawah seluas 2.400 meter persegi.
Pengaplikasian pupuk sangat mudah, cukup dengan menaburkan butiran yang telah tercampur kebagian batang tanaman padi. Tips dari petani, sebaiknya pemupukan dilakukan sore hari saat daun padi kering sehingga tidak menempel di daun.
Pemupukan biasanya dilakukan tiga kali, pemupukan keduanya saat padi berusia 16 HST dan ketiga 31 HST dengan pupuk yang sama dan komposisinya pun tak berbeda.