Free cookie consent management tool by TermsFeedTidak Hanya Millennial, Ibu Rumah Tangga Juga Aktif Urban Farming - Demfarm
logo-demfarm

Tidak Hanya Millennial, Ibu Rumah Tangga Juga Aktif Urban Farming

·

Pertanian urban atau yang saat ini banyak diketahui dengan urban farming adalah praktik budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan di atau sekitar kota. Pertanian urban juga bisa melibatkan peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura. Dalam arti luas, urban farming adalah mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan.  Untuk lebih mudah dimengerti, urban farming adalah aktivitas pertanian yang dilakukan di perkotaan dengan memanfaatkan ruang terbuka menjadi lahan hijau untuk menghasilkan produk pertanian.

Saat ini urban farming menjadi tren yang sedang terjadi di daerah perkotaan dikarenakan orang-orang di perkotaan mulai sadar akan kesehatan dari mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan. Saat ini urban farming menjadi tren di bidang hortikultura sehingga penjualan benih hortikultura pun meningkat. Tidak hanya di bidang hortikultura, urban farming dengan tanaman hias juga sangat signifikan.peminat tanaman hias juga meningkat sehingga memunculkan petani- petani tanaman hias dari generasi millennial.

Tujuan Urban Farming

Urban farming menjadi tren saat ini sehingga memunculkan petani-petani baru dibidang hortikultura ataupun tanaman hias. Tidak sedikit yang kini akhirnya petani dari urban farming ini menjadikannya sebagai usaha dan menghasilkan omset yang fantastis. Tidak hanya menjadi peluang usaha, kegiatan urban farming juga memiliki manfaat dan tujuan lainnya seperti menjadi nilai ekologi untuk membuat ruang hijau di perkotaan. Selanjutnya urban farming juga memiliki nilai ekonomi yang mungkin akan membawa keuntungan dan keberlanjutan pendapatan, setelah itu urban farming juga bisa menjadi nilai edukasi yang menjadi sumber pengetahuan. 

Urban farming juga menjadi salah satu langkah untuk menjaga ketahanan pangan. Orang- orang yang melakukan urban farming dapat mencukupi kebutuhan sayur dan buah sehari- hari dari kebunnya sendiri. Selain hemat, tentu ini juga dapat menjaga kesehatan, karena dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang langsung dipetik dan diolah akan memiliki nilai gizi yang lebih besar. 

Kegiatan Urban Farming Ibu Rumah Tangga di Cipulir

Kegiatan urban farming tidak hanya menjadi tren dan peluang usaha bagi para millennial. Tetapi sekarang ibu-ibu PKK di Cipulir juga ikut menjalankan tren ini. Lahan sempit tidak menjadi halangan bagi ibu-ibu PKK Kelurahan Cipulir untuk bercocok tanam. Ibu- ibu PKK Kelurahan Cipulir ini bercocok tanam dan berkebun di lahan sempit yang berada di lingkungan RW.02 Cipulir, Kebayoran Lama- Jakarta Selatan. Ibu- ibu PKK ini dipimpin oleh ibu Lurah , Ny. Supriyatin. 

Ibu- ibu PKK ini memanfaatkan lahan sempit dengan menjadikan sebagai lahan produktif dan menanam berbagai jenis sayuran seperti bayam, kangkung, cabai dan masih banyak lagi. Urban farming adalah kegiatan yang sangat cocok dilakukan untuk menyikapi lahan yang sempit. Luran Cipulir, Abdul Rahman Effendi, S.E mengatakan “walaupun lahannya tidak luas, tapi kita tetap upayakan untuk ikut mengembangkan sistem pertanian perkotaan atau urban farming melalui berkebun atau penanaman secara hidroponik di sekitar lingkungan kita”. 

Hasil panen dari sayur-sayuran dari lahan ini dibagikan kepada PKK, ASN, PPSU, dan masyarakat lainnya agar dapat merasakan hasil dari kebun. Sisanya akan dijual kepada pihak penampung dari Pemerintah Daerah, nanti hasil dari penjualannya akan dibelikan untuk bibit baru, pupuk dan kebutuhan bercocok tanam lainnya.  Menurut Lurah Cipulir banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan urban farming ini seperti lingkungan akan semakin hijau, dan hasilnya juga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi gizi keluarga.

Topik
Artikel Terbaru