Free cookie consent management tool by TermsFeedTingkatkan Ketahanan Pangan : Peran Hidroponik dalam Mengatasi Krisis Pangan Global dan Nasional - Demfarm
logo-demfarm

Tingkatkan Ketahanan Pangan : Peran Hidroponik dalam Mengatasi Krisis Pangan Global dan Nasional

·
cara berkebun hidroponik
cara berkebun hidroponik (Demfarm)

Krisis pangan bukan lagi sekadar persoalan global, namun telah merasuki Indonesia. Beberapa tahun belakangan, tantangan pangan di dunia dan tanah air muncul akibat faktor-faktor kompleks. Perubahan iklim yang ekstrem, kekeringan yang menghantam, konflik bersenjata, dan pandemi Covid-19 pada tahun 2020 telah menjadi pemicu utama. Gangguan pasokan dari negara-negara penghasil pangan akibat pandemi serta perang global memperumit situasi krisis ini.

Di Indonesia, perhatian khusus terhadap krisis pangan semakin mendesak, terutama setelah perang antara Ukraina dan Rusia baru-baru ini. Kedua negara itu adalah penyuplai utama gandum, jagung, barley, dan bahan pangan esensial lainnya. Rusia juga memasok bahan baku pupuk, yang kini turut terganggu akibat konflik. Gangguan pasokan gandum telah memicu lonjakan harga produk olahan dari gandum seperti tepung, roti, mie, dan sejenisnya.

Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Sc, seorang Guru Besar dari Fakultas Pertanian Universitas Andalas, menawarkan sejumlah solusi untuk mengatasi krisis pangan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan memperkuat sistem pangan lokal serta menjalin hubungan yang kokoh dengan sistem pangan global. Ia juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi pertanian dalam memperkuat sistem dan produk olahan pangan lokal. Pengembangan inovasi dalam produksi dan distribusi pupuk organik serta peningkatan teknologi energi terbarukan, khususnya yang berbasis pertanian, juga menjadi fokus penting yang disampaikannya dalam Seminar Nasional yang digelar oleh Fakultas Pertanian UIR. Seminar ini bertajuk "Ancaman Krisis Pangan Global, What Should Be Done Dalam Konteks Indonesia?" dalam rangka peringatan Milad FAPERTA yang ke-45.

Menanam di Ruang Sempit

Salah satu langkah konkrit dalam mengatasi krisis pangan adalah dengan memperkuat sistem pangan lokal serta mengadopsi inovasi teknologi berbasis sumber energi terbarukan. Pemanfaatan ruang sempit di perkotaan menjadi solusi praktis dalam konteks ini. Area terbatas ini bisa dijadikan lahan pertanian untuk menanam sayuran, buah-buahan, atau tanaman hias. Dengan memanfaatkan ruang terbatas, masyarakat dapat memperoleh sumber pangan secara mandiri, yang berkontribusi pada ketahanan pangan lokal. Tidak hanya itu, kegiatan menanam juga memiliki dampak positif dalam menyediakan udara yang bersih dan sejuk, mendukung kesehatan tubuh.

Berbagai metode menanam dalam lahan terbatas telah diuji coba. Mulai dari hidroponik, di mana tanaman ditanam tanpa menggunakan tanah, melainkan air sebagai media pertumbuhannya. Kemudian, ada tabulampot, metode menanam buah dalam pot terbatas, vertikultur yang memungkinkan pertumbuhan ke atas dalam struktur vertikal, menghemat lahan. Terakhir, aeroponik, mirip dengan hidroponik, di mana akar tanaman dibiarkan menggantung di udara tanpa menggunakan media tanah, menjadi alternatif lain yang efisien dalam pemanfaatan ruang terbatas untuk pertanian perkotaan.

Peran Hidroponik

Hidroponik adalah metode menanam dengan tidak menggunakan tanah sebagai media tanam. Teknik pertanian hidroponik ini sangat cocok untuk dilakukan meskipun di lahan atau ruang sempit. Ada 5 macam teknik hidroponik yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah Nutrient Film Technique (NFT). NFT adalah mengalirkan air dan nutrisi ke seluruh tanaman. Metode ini akan menggunakan listrik selama 24 jam untuk memompa air dan nutrisi ke seluruh bagian akar tanaman, kemudian dialirkan menuju tandon, dan dialirkan kembali ke akar tanaman. Kelebihan dengan hidroponik jenis ini adalah membuat tanaman lebih cepat tumbuh, tanaman bisa seragam karena nutrisi air tercukupi dengan baik dan merata, serta oksigen yang terpenuhi dengan baik. Jenis Hidroponik ini adalah yang paling sering digunakan. 

Jenis hidroponik selanjutnya yang juga tak kalah menarik adalah DFT (Deep Flow Technique) yang mengandalkan metode genangan untuk mengalirkan air dan nutrisi pada setiap tanaman. Genangan ini bertujuan untuk merendam akar tanaman dengan air dan nutrisi sehingga tanaman bisa mendapatkan unsur hara dengan baik. Keunggulan sistem ini adalah tanaman tetap mendapatkan nutrisi meskipun listrik mati yang menyebabkan pompa juga mati. Selanjutnya adalah sistem sumbu atau yang juga disebut dengan wick system merupakan sistem hidroponik yang paling sederhana. Hal ini karena tidak memerlukan instalasi dan listrik untuk budidaya tanaman. Sistem ini hanya membutuhkan kain flanel untuk menjadi sumbu yang membantu dalam penyerapan nutrisi pada setiap akar tanaman. Untuk sistem ini pengecekan kadar air dan nutrisi harus dilakukan secara rutin.

Sistem hidroponik keempat adalah rakit apung yang sangat cocok untuk dilakukan di rumah. Sistem rakit apung sama dengan sistem sumbu yang sederhana tanpa listrik dan instalasi. Sistem rakit apung membutuhkan styrofoam dan netpot sehingga akar tanaman dapat menyerap nutrisi air secara langsung. Nutrisi yang diberikan harus disesuaikan dengan pergerakan panjang akar tanaman. Terakhir adalah sistem dutch bucket yaitu memberikan nutrisi yang dapat langsung diserap oleh akar tanaman. Kemudian sisanya akan dialirkan ke tandon untuk disirkulasikan kembali. Sistem hidroponik ini biasa digunakan untuk jenis tanaman berakar tunggang seperti melon, cabai, paprika dan tomat. Biasanya sistem hidroponik jenis ini menggunakan media tanam padat untuk tempat berkembangnya akar. Media padat yang sering digunakan adalah arang sekam, cocopeat, coco grow, hidroton, pecahan batu bata dll. Sistem ini dapat dilakukan dengan menggunakan listrik untuk perawatan yang lebih mudah. Sedangkan untuk mengatur jumlah kebutuhan nutrisi bisa menggunakan timer, agar penyaluran dapat dilakukan secara tepat. Sistem hidroponik ini pun memungkinkan tanaman mendapatkan oksigen dalam jumlah yang terpenuhi dengan baik.

Hidroponik bisa menjadi solusi dari ketahanan pangan yang sedang dialami oleh Indonesia. Dengan berkebun dari rumah dengan sistem hidroponik, akan membantu mengatasi kenaikan harga bahan pangan di pasar. Masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan bahan pangan dengan cepat dan kualitas yang baik hanya dari rumah. Selain itu hal ini juga dapat mendorong masyarakat untuk sadar akan hidup sehat dengan memakan sayur dan buah serta bisa memajukan perekonomian jika dijadikan pilihan bisnis. (Fitri)

Topik
Artikel Terbaru