Free cookie consent management tool by TermsFeedTips Bercocok Tanam ala Titi Kamal: Terapkan di Rumah Yuk - Demfarm
logo-demfarm

Tips Bercocok Tanam ala Titi Kamal: Terapkan di Rumah Yuk

·
<p>Tips Bercocok Tanam ala Titi Kamal. Foto: Instagram / @titi_kamal</p>

Tips Bercocok Tanam ala Titi Kamal. Foto: Instagram / @titi_kamal

(Istimewa)

Banyak cara untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi COVID-19. Seperti yang dilakukan artis Titi Kamil. Istri Christian Sugiono itu mulai hobi merawat tanaman hias di rumahnya.

Titi Kamal mengisahkan hobi barunya itu dimulai sepulang dirinya dari Yogyakarta. Saat itu, Titi baru menyelesaikan syuting di Kota Gudeg. 

Penasaran, pengen tahu seperti apa aktivitas Titi Kamal saat menyalurkan hobi akan tanaman hias? Simak tulisan berikut:

Hobi Merawat Tanaman Hias

Awalnya, Titi Kamal memutuskan untuk membeli tanaman bougenville guna melengkapi rak tanamannya yang masih kosong. Karena merasa senang dan menikmati hobi barunya itu, Titi kemudian membeli beberapa jenis tanaman hias lainnya.

Foto: Instagram / @titi_kamal

“Langsung lah aku beli satu lagi. Eh, tapi kok lucu ya. Ya sudah beli lagi yang ini. Tapi kok kalau nggak ada model ini kurang ya. Akhirnya jadi merembet terus, nggak sadar beli ini, beli itu,” tutur Titi Kamal. 

Titi melanjutkan, dirinya dulu hanya menyukai tanaman berbunga karena ingin rumahnya lebih berwarna. Tetapi wanita 40 tahun ini sekarang memiliki puluhan tanaman hias yang memenuhi area teras dan lantai dua rumahnya.

Apa sih alasan Titi Kamal menyukai tanaman yang bentuk dan warnanya cantik? “Karena aku ngerasa udara jadi lebih sejuk, segar. Oksigen juga jadi lebih banyak. Apalagi ada beberapa tanaman, setahu aku ya, kayak lidah mertua itu bisa menghasilkan oksigen. Bikin happy juga kalua mulai tumbuh tunas baru, subur,” ucapnya.

Salah satu koleksi tanaman hias Titi Kamal adalah Calathea Crimson yang dibeli dengan harga Rp600 ribu. Tanaman tersebut berwarna ungu, tetapi di pinggiran ada list hitamnya. 

“Aku langsung jatuh cinta pas ngelihatnya. Kalau Aglaonema aku beli waktu masih 4 daun, kisarannya Rp200 ribu. Sekarang udah berapa daun, mungkin kalau dijual harganya bisa Rp1 jutaan,” ungkap Titi.

Selain itu, Titi juga mengoleksi Alocasia Cupres yang harganya sekitar Rp600-800 ribu, Janda Bolong yang menyentuh angka Rp1,5 juta hingga Keladi Watermelon dengan banderol Rp100 ribu. 

Menurut Titi, kisaran harga tanaman hias di Jakarta tentu berbeda dengan kota lainnya. Selain itu, tingkat kesulitan merawat tanaman hingga benih yang kelewat langka, tentu menjadi penentu harga di pasaran.

“Jakarta dan luar kota harganya beda ya, kalau kalian yang di luar kota pasti mendapatkan harga yang jauh lebih murah. Koleksi aku sih, range-nya Rp200 ribu sampai Rp5 juta,” kata pemilik nama asli Kurniati Kamalia ini.

Bicara soal harga tanaman hiasnya, Titi Kamal mengaku sama sekali tidak peduli murah atau mahal. “Aku nggak peduli harga harus murah atau mahal karena ada yang aku beli harganya murah banget kok,” urainya.

Selain itu, dari puluhan koleksinya, ada beberapa tanaman yang memang dia sangat sukai. “Dari semua, yang paling aku suka itu Calathea Black Lipstik, Suksom Jaipong, Aglaonema, dan pokoknya yang Kuping Gajah dan sekitarnya itu aku suka,” lanjutnya.

Tips Bercocok Tanam ala Titi Kamal

Mengoleksi tanaman hias tak sekadar beli dan memajangnya begitu saja. Bagi Titi Kamal, merawat tanaman hias merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Menurut Titi, tujuannya agar tanaman happy, Bahagia, subur, dan selalu tumbuh tunas baru. Jadi, dirinya merasa harus ekstra merawatnya.

Foto: Instagram / @titi_kamal

Lalu, apa saja tips Titi Kamal merawat tanaman hiasnya hingga tumbuh subur?

  1. Penyiraman

Hal pertama yang perlu diperhatikan, menurut Titi Kamal adalah jumlah air yang dapat mempengaruhi tanaman tersebut.

“Jadi kita harus perhatikan, kayak misalnya siramnya jangan sampai menggenang ya guys, soalnya kalau sampai menggenang akarnya bisa busuk,” katanya.

  1. Perhatikan kebutuhan cahaya

Titi Kamal melanjutkan, tanaman hias juga harus mendapatkan sinar matahari yang cukup, tidak lebih dan tidak kurang. “Pasokan sinar matahari juga harus cukup, harus jelas. Jadi mana yang indoor, mana yang outdoor harus kita perhatikan,” tuturnya.

Ibu dari Arjuna Zayan Sugiono dan Kai Attar Sugiono ini menambahkan, ciri-ciri tanaman yang terlalu banyak kena sinar matahari adalah daunnya seperti terbakar. 

“Kalau ada daun yang terbakar itu harus kita pindah-pindahin tempatnya. Jadi posisinya kita pindahin, lama-lama nanti kita bisa paham,” imbuh Titi.

  1. Pindah pot secara berkala

Tanaman hias biasanya di tanam di dalam pot. Nah, seiring pertumbuhannya, tanaman hias harus dipindahkan ke pot yang lebih besar. 

“Kita harus repotting berkala. Jadi misalnya tanaman sudah besar, nggak mungkin di pot kecil. Jadi nanti dipindahin, tapi jangan sampai melukai akarnya,” ucap Titi Kamal.

  1. Pemangkasan rutin

Kalau melihat ada daun yang menguning, menurut Titi, itu berarti sudah waktunya dipangkas. Daun yang menguning harus segera dibuang dari tanaman.

“Beberapa yang dirasa kuning takutnya nularin ke yang lain. Jadi, aku pangkas saja. Supaya nanti dia bisa tumbuh daun baru,” terangnya.

  1. Beri pupuk

Tanaman hias butuh pupuk supaya tumbuh dengan subur. Terkait hal ini, Titi Kamal memberikan serum yang disemprotkan ke tanaman hias supaya subur. “Kita kasih pupuk juga berkala. Ada yang sebulan sekali, ada yang sebulan sekali,” ujarnya. 

Namun, saran Titi, pupuk yang diberikan jangan terlalu banyak. Kalau pupuknya, terlalu banyak, nanti daunnya justru bisa terbakar.

Salah satu pupuk yang bisa digunakan dalam perawatan tanaman hias adalah NPK Pelangi 16-16-16 produksi Pupuk Kaltim. Pupuk ini dibuat dengan teknik pencampuran secara fisik (bulk blending) menggunakan bahan baku berkualitas tinggi seperti Urea Granul, Diammonium Phospate (DAP), dan KCL yang merupakan sumber kalium dari serpihan asli (flake) dengan kandungan Kalium Oksida (K2O) sebesar 60%. 

Keunggulan NPK Pelangi diantaranya melepaskan unsur hara sesuai karakteristik atau sifat asli bahan baku, karena urea granul merupakan slow release nitrogen fertilizer yang lebih efisien diserap tanaman. (*)

Topik
Artikel Terbaru