Free cookie consent management tool by TermsFeedTolak Bekerja di Bank, Pria Ini Sukses Jadi Petani Bawang - Demfarm
logo-demfarm

Tolak Bekerja di Bank, Pria Ini Sukses Jadi Petani Bawang

·
<p>petani bawang sukses</p>

petani bawang sukses

(Istimewa)

Lulus kuliah, memiliki gelar sarjana menjadikan kaum milenial berbondong- bondong mencari pekerjaan di berbagai perusahan, salah satunya adalah bank ataupun pegawai BUMN. Hal ini karena gelar sarjana yang didapat dengan susah payah diharapkan dapat merubah nasib dan mendapat masa depan yang lebih cerah.

Ternyata pandangan ini tidak memikat hati seorang Ronal Simanjorang. Pria asal Desa Merek, Kecamatan merek, Kabupaten Karo ini memilih untuk menjadi petani bawang. Memiliki gelar sarjana agribisnis di salah satu kampus terkemuka di Indonesia menjadi bekal ronal untuk memulai membuka lahan untuk bertani bawang. 

Pilihannya untuk bertani tentu saja tidaklah mudah. Awal mula kembali ke kampung halaman setelah menyelesaikan perkuliahan di Jawa, Ronal pulang dengan niat untuk bertani. Namun banyak sekali stigma negatif yang diterimanya, seperti masyarakat desa yang mempertanyakan pilihannya untuk menjadi petani, ada yang menyayangkan ijazahnya yang seharusnya bisa digunakan untuk bekerja di perusahaan- perusahaan atau bank.

Hal ini sempat menjadi dilema bagi pribadi Ronal. Namun berkat kegigihan dan ketekunannya, Ronal terus bertani dengan baik. Ronal memiliki prinsip yaitu rawat, tanam dengan baik, hasilkan dan terapkan ilmu- ilmu yang telah didapatkannya sewaktu kuliah. 

Sebelum menjadi petani bawang, Ronal juga sempat mencoba untuk menanam kentang. Dalam merawat dan menanam kentang Ronal mencoba inovasi dalam menggarap pertaniannya, salah satunya adalah melakukan panen dengan traktor yang mana itu adalah pertama kalinya di tanah Karo.

Selanjutnya dalam bertani bawang Ronal juga menghadapi berbagai tantangan. Terutama pada saat pasca panen diman untuk memanen bawang dibutuhkan cuaca yang cerah dan sinar matahari yang cukup. Letak geografis dan cuaca yang dihadapinya karena lahan yang dimilikinya berada di kaki pegunungan. Ronal mengaku bahwa ia dalam menjalani profesinya tidak lepas dari konsistensi dalam merawat tanaman tersebut. Menurutnya tantangan petani tidak hanya menghasilkan keuntungan tetapi juga merawat kehidupan.

Perawatan bawang pada saat hujan menjadi faktor yang harus diperhatikan dan perlu penanganan yang ekstra. Jika tidak maka akan menyebabkan kerugian dan modal akan bertambah besar.

Letak lahan di bawah kaki pegunungan yang awalnya dikira sulit karena masih jarang ditemui malah memiliki kualitas yang sama bagusnya dengan lahan pada umumnya. Ronal merasa tujuan ia menjadi petani bisa menjadi motivasi bagi kaum muda milenial lainnya. Dimana jangan takut untuk memegang tanah untuk bertani. Karena menurutnya saat ini tanah semakin berkurang dan tidak bertambah melainkan bangunan yang semakin bertambah banyak. 

Ronal juga mengajak para kaum muda untuk memanfaatkan teknik dasar dan ilmu pertanian dengan sebaik-baiknya. Kisah Ronal yang menginspirasi bisa menjadi motivasi bagi kaum muda untuk bertani. Karena menjadi petani dengan mengandalkan teknologi juga bisa sukses dan sejahtera bila diiringi dengan niat, tekad dan usaha yang besar. (Fitri)

Topik
Artikel Terbaru