Upaya Subang Manfaatkan Lahan Tidur untuk Kampung Tani Milenial
Upaya Subang Manfaatkan Lahan Tidur untuk Kampung Tani Milenial
(Istimewa)Pemerintah Kabupaten Subang serius menggarap sektor pertanian. Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat ini berencana memanfaatkan lahan tidur seluas 6.000 hektar untuk keperluan sektor tersebut.
Hal ini sejalan dengan rencana Kabupaten Subang yang akan melakukan pengembangan kewirausahaan dan ketenagakerjaan pemuda di sektor pertanian.
Bupati Subang Ruhimat mengatakan saat ini Subang bersama 14 wilayah lainnya menjadi daerah yang akan menjalankan program Youth Entrepreneurship and Empoyment Support Service (YESS). Untuk mendukung program ini, diperlukan upaya penunjang, salah satunya melalui penyediaan lahan.
“Kami sudah bekerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya PTPN VIII dalam rangka pemanfaatan lahan tidur,” ujar pria yang akrab disapa Kang Jimat ini, Minggu (4/4/2021).
PTPN VIII telah menyiapkan lahan seluas 6.000 hektare. Lahan tersebut, akan dikelola oleh para milenial yang tergabung dalam program YESS. Dengan adanya program YESS tersebut, maka lahan tidur yang masih cukup luas di wilayah Subang akan dimanfaatkan untuk beberapa hal di sektor pertanian, termasuk pembangunan kampung tani milenial. Karena itu, pihaknya meminta seluruh stakeholder untuk bersinergi dan bisa mewujudkan program tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kabupaten Subang Hari Rubiyanto mengatakan YESS merupakan program yang dapat memacu anak muda untuk berperan serta menjadi petani milenial. Para anak muda ini diharapkan menjadi SDM yang mumpuni, profesional, mandiri, berdaya saing dan memiliki jiwa wirausaha.
“Program ini melibatkan sejumlah instansi seperti dinas pertanian, dinas peternakan, dinas pendidikan, sampai dinas pemuda dan olahraga,” ujar Hari.
Sementara itu, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polibangtan) sekaligus Penanggung Jawab Program YESS Jawa Barat Siswoyo mengatakan program YESS merupakan program Kementerian Pertanian berskala nasional yang dilaksanakan di 4 provinsi dan 15 Kabupaten di Indonesia. Adapun di Jabar dilaksanakan di Kabupaten Subang, Tasikmalaya, Cianjur dan Sukabumi.
“Saat ini, baru memasuki tahapan koordinasi antara pusat dan daerah. Dengan harapan, ke depannya program ini bisa terwujud dan sukses,” ujarnya.
Pemenuhan Kebutuhan Pupuk di Subang
Sebagian petani di Kabupaten Subang, Jawa Barat mempercepat masa tanam karena ketersediaan pupuk bersubsidi di kios resmi sudah terpenuhi. Bahkan pupuk yang tersebut cukup melimpah, ditambah dengan pasokan air untuk tanam yang memadai.
Menteri Pertanian, Syahril Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan)terus berupaya menjamin kelancaran menjamin kelancaran distribusi dan kemudahan petani guna mengakses pupuk subsidi dengan mengambil langkah tegas.
Kementan juga telah mengumpulkan para distributor untuk memberikan kemudahan kepada petani guna mengakses pupuk bersubsidi yang sudah tersuplai di tingkat kios, walau belum memiliki kartu tani.
“Saya minta distributor jangan main-main dengan distribusi pupuk karena pupuk bukan hanya kebutuhan tanaman tapi lebih pada sebagai basis ketahanan pangan terutama pada masa pandemi COVID-19 ini,” ujar Syahrul.
Ia menegaskan, pemerintah juga berkomitmen untuk serius memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi petani. Untuk itulah, Presiden Joko Widodo telah menyetujui tambahan pupuk bersubsidi dengan volume 1 juta ton, atau senilai Rp3,14 triliun.
Menurut Syahrul, hal tersebut dilakukan mengingat sektor pertanian memiliki peran vital dalam menyelamatkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan rakyat di saat pandemi COVID-19.
“Dikuranginya alokasi pupuk subsidi di tahun ini, memang membuat Kementerian Pertanian menjadi lebih selektif dalam pendistribusian pupuk subsidi. Tapi kita bisa pastikan stok pupuk yang ada di gudang pabrik pupuk aman, artinya mencukupi. Kita juga berusaha agar aloksi pupuk subsidi bisa ditambah agar pertanian maksimal,” papar Syahrul.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menegaskan, pihaknya proaktif dan berusaha mencari solusi setelah mendengar keluhan petani di sejumlah daerah, termasuk Subang mengenai keberadaan pupuk.
“Kita sudah menyiapkan berbagai langkah dan strategi untuk mengamankan kebutuhan pupuk para petani. Salah satu upaya yang kita tempuh adalah melakukan realokasi pupuk subsidi tersebut,” ujar Sarwo Edhy.
Ketua KTNA Kabupaten Subang Otong Wiranta mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari anggota jika saat ini petani langsung mempercepat tanam karena pupuk dan airnya sudah tersedia sehingga mereka bersemangat untuk segera mengolah sawah.
“Memasuki musim tanam gadu dari hujan ke kemarau ini, sebagian petani Subang langsung mulai mengolah tanah. Sebulan ke depan, kemungkinan kebutuhan pupuk akan terus meningkat,” kata Otong Wiranta.
Menurutnya, panen di Subang kali kali ini berlangsung secara bertahap. Sekitar 30% petani sudah melakukan olah tanam. Mereka pun mulai memesan pupuk ke kios-kios.
Seperti yang terlihat di Kios Hans Tani Jaya, Dawuan Subang. Para petani setempat mulai mendatangi pengecer pupuk resmi itu, untuk memesan pupuk subsidi.
Salah satunya adalah Juherdi, petani asal Desa Dawuan Kaler yang tengah memesan pupuk urea di kios tersebut. Juherdi sendiri sudah memiliki kartu tani dan terdaftar dalam sistem elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).
“Setelah mendapat kartu tani, saya membeli pupuk subsidi yang sudah tersedia. Harganya terjangkau, prosesnya juga mudah. Jadi semakin semangat untuk menanam,” kata Juherdi.
Industri Pupuk Tingkatkan Produksi Pupuk Untuk Memenuhi Kebutuhan Petani
Industri pupuk terus berupaya mendukung kebutuhan pupuk untuk petani yang sudah kembali memasuki musim tanam pertama 2021 pada Maret-April 2021 ini. PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) merupakan salah satu perusahaan pupuk yang berkomitmen menjamin produksi dan distribusi pupuk aman.
Bahkan, sudah tersedia sebanyak 210.494 ton stok pupuk di gudang perseroan yang tersebar di sejumlah wilayah tanggung jawab perusahaan. Jumlah tersebut juga di atas ketentuan stok minimal sebesar 17.446 ton.
Pupuk Kaltim berkomitmen untuk memaksimalkan penyaluran dan pemenuhan kebutuhan petani, serta turut mensukseskan tanam perdana dan panen raya di musim tanam ini.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan hingga 19 Maret 2021, Pupuk Kaltim telah menyalurkan 223.846 ton pupuk bersubsidi. Di samping itu, Pupuk Kaltim juga telah menyiapkan 78.649 ton pupuk non subsidi di seluruh wilayah pemasaran untuk memenuhi kebutuhan petani yang belum atau tidak masuk di dalam e-RDKK.
Dalam penyaluran stok pupuk ke berbagai daerah, Pupuk Kaltim berkolaborasi dan terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Guna mengamankan dan memastikan distribusi yang tepat sasaran, kami berkoordinasi dengan para distributor, pengecer, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3), serta pemerintah daerah setempat. Kami mengimbau para petani dan masyarakat agar dapat melaporkan segala bentuk penyelewengan terkait penyaluran pupuk di lapangan kepada tim KP3 di daerah mereka masing masing,” katanya.
Upaya pengamanan distribusi ini melengkapi penggunaan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) yang diwajibkan untuk semua petani. Sesuai Permentan Nomor 49/2020, penyaluran pupuk bersubsidi ke petani harus menggunakan e-RDKK. (*)