Free cookie consent management tool by TermsFeedMengenal Istilah Pertanian untuk Lebih Dekat dengan Kesuksesan - Demfarm
logo-demfarm

Mengenal Istilah Pertanian untuk Lebih Dekat dengan Kesuksesan

·
<p>Mengenal Istilah Pertanian &#8211; Foto oleh Pinterest</p>

Mengenal Istilah Pertanian – Foto oleh Pinterest

(Istimewa)

Setiap tanggal 24 September diperingati sebagai Hari Tani Nasional. Indonesia sendiri dikenal sebagai Negara Agraris yang mengandalkan sektor pertanian, baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. 

Selama ini sektor pertanian merupakan penyumbang PDB yang cukup besar. Namun belakangan perannya semakin menurun karena pertumbuhan di sektor nonpertanian yang relatif cepat daripada pertumbuhan di sektor pertanian. Selain itu, kesejahteraan petani juga menjadi masalah yang mencemaskan sebab keuntungan dari hasil bertani kerap tidak menutupi modal yang digunakan. 

Peringatan Hari Tani Nasional menjadi momentum penting bahwa pertanian yang kerap digembar-gemborkan untuk menopang perekonomian bangsa hendaknya tidak melupakan kesejahteraan petani itu sendiri.

Pada Hari Tani Nasional 24 September 2021, Serikat Petani Indonesia (SPI) mengusung tema ‘Percepatan penyelesaian konflik agraria dan penguatan kebijakan reforma agraria untuk menegakkan kedaulatan pangan dan memajukan kesejahteraan petani dan rakyat Indonesia’. Tema tersebut diambil guna mengingat upaya untuk terus meneguhkan percepatan reforma agraria dan penguatan kebijakan reforma agraria.

SPI mendorong pembentukan kampung-kampung reforma agraria dan Kawasan daulat pangan, di mana kekuatan massa petani sebagai motor penggerak utama dalam meredistribusi tanah dan membangun kehidupan secara kolektif.

Kampung-kampung reforma agraria merupakan wujud pelaksanaan reforma agraria sejati, karena selain menjawab persoalan ketimpangan kepemilikan tanah di Indonesia, kampung reforma agraria SPI juga menjadi pondasi penting bagi pelaksanaan kedaulatan pangan di Indonesia.

SPI menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk, seperti diskusi publik, dialog dengan pemerintah, rapat-rapat umum, aksi/demonstrasi, maupun kampanye di media social.

Menjadi Petani Millennial 

Fenomena antusiasme generasi muda terjun di dunia pertanian merupakan energi baru bagi pembangunan pertanian nasional. Regenerasi petani yang menjadi momok menakutkan perlahan namun pasti mulai terjawab dengan lahirnya petani milenial yang tidak saja bergerak di sektor hilir, tapi juga di sektor hulu.

“Selama ini yang diketahui masyarakat luas adalah petani milenial itu hanya bermain pada ranah pasca panen. Tapi faktanya, sudah banyak milenial kita yang terjun langsung di proses budidaya,” ungkap Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri.

Menurut Kuntoro, permasalahan regenerasi petani sebenarnya bukan hanya dialami Indonesia saja karena hampir semua negara di belahan dunia juga mengalami hal yang sama. 

“Yang membuat generasi muda masih enggan terjun di sektor pertanian karena ada faktor psikologis dan ekonomi, yaitu stigma petani yang masih dianggap pekerjaan kelas bawah dan stigma pendapatan sektor pertanian yang lebih jika dibandingkan dengan nonpertanian,” katanya.

Namun, seiring perkembangan teknologi dan informasi justru para milenial bersemangat terjun di sektor pertanian karena mereka tahu dibalik tantangan yang dihadapi, pendapatan di sektor ini sangat menjanjikan.

“Karakteristik petani milenial itu adaptif terhadap perkembangan teknologi dan inovatif. Banyak hal-hal baru yang berhasil mereka aplikasikan, memecahkan kebuntuan dalam pengembangan usaha tani dan yang paling utama adalah menciptakan pasar baru yang potensial,” tandasnya.

Setidaknya saat ini terdapat 2,7 juta petani yang tergolong petani milenial dari total 33 juta petani yang ada di Indonesia. Mereka yang tergolong petani milenial adalah berusia di bawah 39 tahun, memiliki latar belakang minimal SMA, adaptif dan inovatif, terutama dalam mengoptimasi Information and Communication Technologies (ICT) serta kreatif dalam memanfaatkan alat dan mesin pertanian.

Prestasi Pertanian Indonesia

Indonesia terpilih menjadi Ketua G20 Bidang Pertanian dalam Agriculture Ministerial Meeting G20 yang digelar di Florence, Italia pada 16-18 September lalu. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, terpilihnya Indonesia sebagai Ketua Bidang Pertanian merupakan suatu kebanggaan. Apalagi momentum terpilihnya Indonesia tersebut menjelang peringatan Hari Tani Nasional (HTN) 2021. 

“Insya Allah amanah ini akan saya kerjakan dengan sebaik-baiknya demi kemajuan pertanian tanah air,” kata Syahrul.

Syahrul menyampaikan, Indonesia saat ini juga konsisten untuk terus mendorong sistem pangan dunia yang berkelanjutan, inklusif, dan Tangguh. Terlebih, saat dunia telah mengalami masa krisis ekonomi akibat dampak negatif dari COVID-19.

Lebih lanjut, Syahrul mengajak negara G20 untuk meningkatkan peran sektor pertanian berkelanjutan dalam pencapaian Sustainable Development Goals terutama untuk Afrika yang masih menghadapi krisis pangan dan kelaparan. 

Ia juga menekankan negara G20 harus memegang peran penting dalam membangun lingkungan global yang kondusif untuk mendorong investasi di sektor pertanian serta memastikan perdagangan pangan dan pertanian yang adil dan lancar, khususnya untuk mendukung Afrika dalam pencapaian target SDG 2030 terutama tujuan dua yaitu penghapusan kelaparan.

“Indonesia terus mendukung Afrika dengan berbagi pengalaman mengenai berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam meningkatkan produksi pertanian dan pencapaian ketahanan pangan dan gizi,” kata Syahrul.

Istilah-istilah Pertanian

Tani: mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam.

Usaha tani: kegiatan usaha yang dilakukan dalam bidang pertanian.

Usaha tani campuran: kegiatan usaha pertanian yang mengombinasikan pengusahaan ternak, tanaman, atau ikan

Bertani: bercocok tanam; mengusahakan tanah dengan tanam-menanam.

Pertanian: perihal Bertani (mengusahakan tanah dengan tanam-menanam).

Petani: orang yang pekerjaannya bertani.

Petani millennial: petani yang berusia antara 19-39 tahun.

Petani berdasi: pemilik sawah (kebun dan sebagainya) yang tidak pernah mengerjakan sendiri sawahnya.

Petani gurem: petani kecil (biasa memiliki lahan kurang dari 0,25 hektar).

Petani monokultur: petani yang hanya menanam satu jenis tanaman.

Petani penggarap: petani yang menggarap tanah orang dengan sistem bagi hasil.

Petani tambak: orang yang mengusahakan tambak; petambak.

Budidaya pertanian: usaha yang bermanfaat dan memberi hasil di bidang pertanian.

Kelompok tani: kelompok petani atau peternak yang menghimpun diri dalam satu kelompok karena mempunyai keserasian mengenai tujuan, motif, dan minatnya (misalnya kelompok tani ternak potong).

Agrobisnis: usaha yang berhubungan dengan (tanah) pertanian).

Agraris: mengenai pertanian atau tanah pertanian.

Agrowisata: wisata yang sasarannya pertanian (perkebunan, kehutanan, dan sebagainya).

Hama: wereng, penyakit/gangguan pada tanaman.

Insektisida: obat untuk membunuh hama tanaman yang disebabkan oleh binatang yang kelihatan mata.

Kompos: pupuk organik.

Pestisida: sebutan umum untuk bahan kimia pengendali organisme pengganggu tanaman.

Pupuk: bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Salah satu penghasil pupuk kimia berkualitas adalah Pupuk Kaltim. Pupuk Kaltim memproduksi beragam pupuk seperti pupuk urea, NPK, Pupuk Hayati, dan ammonia.

Penulis: Tyo

Topik
Artikel Terbaru