Belajar dari Kelompok Tani Qoryah Mubarokah, Dapat Pelatihan Gratis Soal Teknik Budidaya Padi
Teknik Budidaya Padi
(Istimewa)PRODUKSI padi nasional selama ini masih mengandalkan sawah irigasi. Namun, lambat laun sistem ini akan ditinggalkan kerena menyimpan banyak kendala. Misal banyaknya lahan sawah irigasi subur yang beralih fungsi ke penggunaan lahan non pertanian, tingginya biaya pencetakan lahan sawah baru dan berkurangnya debit air.
Di lain pihak, lahan kering tersedia cukup luas dan pemanfaatannya untuk pertanaman padi gogo belum optimal, sehingga ke depan produksi padi gogo juga dapat dijadikan andalan produksi padi nasional. Salah satu strategi dalam upaya pencapaian produktivitas usaha tani padi adalah penerapan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumber daya pertanian di suatu tempat (spesifik lokasi). Teknologi usaha tani padi spesifik lokasi tersebut dirakit dengan menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) didasarkan pada empat prinsip, yaitu Terpadu: PTT merupakan suatu pendekatan agar sumber daya tanaman, tanah, dan air dapat dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu. Sinergis: PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik, dengan memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung antar komponen teknologi. Spesifik lokasi: PTT memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi petani setempat. Partisipatif: yaitu petani turut berperan serta dalam memilih dan menguji teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat dan kemampuan petani melalui proses pembelajaran dalam bentuk laboratorium lapangan.
Adapun komponen teknologi dasar dalam Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yaitu penggunaan varietas padi unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan atau bernilai ekonomi tinggi. Lalu, benih bermutu dan berlabel. Kemudian, pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (spesifik lokasi) serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT).
Kelompok Tani Qoryah Mubarokah
PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mengggelar pelatihan pengelolaan dan teknik budidaya padi secara terpadu, bagi anggota kelompok tani Qoryah Mubarokah yang merupakan binaan perusahaan di Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur, Selasa (19/4/2022). Hal ini untuk orong optimalisasi komoditas pertanian secara intensif.
VP Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PKT Anggono Wijaya, mengatakan pelatihan ini sebagai upaya PKT mengedukasi petani binaan untuk pengelolaan lahan serta budidaya pertanian khususnya komoditas padi agar lebih optimal sehingga berdampak terhadap kesejahteraan petani. Hal ini melihat banyaknya kendala para petani di Desa Suka Rahmat dalam pengelolaan lahan budidaya dan pengendalian hama tanaman, disamping penggunaan pupuk yang tepat untuk hasil maksimal.
Pelatihan menggandeng Unit Pelaksana Teknis Penyuluhan Pertanian Peternakan dan Perkebunan (UPT PPPP) Kecamatan Teluk Pandan, untuk mengedukasi petani binaan lebih memahami tata cara budidaya padi secara optimal. Kelompok tani Qoryah Mubarokah terdiri dari pengurus pondok pesantren Hidayatullah Teluk Pandan, serta warga Desa Suka Rahmat yang merupakan aktor utama program Pertanian Berkelanjutan dan Terpadu Hidayatullah yang digagas PKT.
“Melalui pelatihan ini, kelompok tani binaan diharap lebih memahami dan menguasai ilmu dasar teknis budidaya padi dengan prinsip berkelanjutan,” kata Anggono.
Dijelaskannya, pertanian padi merupakan sektor potensial sebagai salah satu komoditas andalan Kaltim, agar ke depan kebutuhan pokok masyarakat bisa terpenuhi melalui optimalisasi hasil pertanian daerah. Terlebih dengan ditetapkannya Kaltim sebagai Ibu Kota Negara (IKN), maka kebutuhan pangan merupakan hal utama yang wajib disiapkan melalui pengembangan sektor pertanian secara terintegrasi di berbagai komoditas.
“Dari pelatihan ini petani binaan didorong mampu mengoptimalkan produktivitas padi menggunakan produk PKT, sekaligus tata cara pemeliharaan tanaman sesuai kondisi lahan pertanian dengan baik dan benar,” lanjut Anggono.
Seiring peningkatan pengetahuan dan pemahaman petani dalam budidaya padi, diharapkan potensi lahan pertanian padi Kutai Timur bisa lebih dikembangkan, dari saat ini berkisar 2.700 hektare lebih. Hal ini sejalan dengan langkah Pemkab Kutim yang merencanakan pembukaan lahan sawah baru seluas 4.000 hektare di beberapa kecamatan potensial, untuk memenuhi kebutuhan beras daerah yang mencapai 39.000 ton per tahun.
Adanya pendampingan tata kelola lahan pertanian serta metode pemupukan berimbang, diharap semakin memotivasi petani untuk mengembangkan lahan pertanian sekaligus meningkatkan produktivitas padi di daerah.
“Itu tujuan besarnya, agar komoditas padi Kaltim terus menggeliat dengan produktivitas hasil yang maksimal. Makanya dorongan bagi petani untuk mengoptimalkan lahan pertanian perlu dilakukan secara intensif,” tambah Anggono.
Penyuluh UPT PPPP Teluk Pandan Pujiati SP, mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para petani setempat, agar kedepan mampu mengatasi berbagai kendala tata kelola lahan pertanian dengan baik dan benar. Dirinya berharap kerjasama ini berjalan berkesinambungan, agar potensi pertanian Kutim khususnya komoditas padi semakin produktif sehingga turut berdampak terhadap peningkatan perekonomian petani.
“Semoga bekal pelatihan ini semakin mendorong produktivitas pertanian padi Kutai Timur, sehingga kedepan mampu meningkatkan hasil serta kesejahteraan petani,” tutur Pujiati.
SVP Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismartono mengatakan dengan terus menyeimbangkan kinerja pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, PKT menciptakan pertumbuhan usaha yang berkualitas hingga mampu membangun kemandirian ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan lewat prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
Di sisi sosial, lanjut Teguh, berbagai program pendidikan juga telah dilakukan. Dari situ tiga binaan PKT tahun ini telah memasuki program exit strategy setelah dinilai mampu mandiri di berbagai sektor yang dikembangkan selama masa pembinaan 4-5 tahun terakhir. Adapun beberapa usaha yang mampu masuk program exit strategy di antaranya.
1. Budidaya Tanaman Obat Keluarga oleh Kelompok Makrifah Herbal
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan akses masyarakat marjinal terhadap akses pekerjaan dengan cara budidaya TOGA dan produk turunan dari hulu sampai ke hilir dengan legalitas usaha berbentuk CV. Dengan masa pembinaan pada 2017-2021, program ini u berkembang di 10 sektor usaha. Pada 2021, program ini telah menjadi pusat edukasi herbal di wilayah Bontang.
2. Inkubator Bisnis Permata Bunda
Dengan masa pembinaan mulai 2016-2021, Inbis menjadi wadah persiapan kemandirian penyandang difabel melalui Sustainable Entrepreneurship Program for Disability (SEP) yang berfokus pada pelatihan, pemagangan, penempatan kerja, dan pendampingan wirausaha. Dalam konteks exit strategy, Inbis Permata Bunda berfokus pada replikasi secara masif melalui program ‘Suarakan Karya’ dan ‘I-Youth (Inclusive Youth Hub)’ yang telah dijalankan dalam dua sesi.
3. LPK Suvi Training
Melalui pembinaan PKT pada 2018-2021, LPK Suvi Training kini berperan menjadi lembaga pelatihan bagi masyarakat untuk penguatan pendidikan vokasi di Indonesia. LPK ini menjadi satu-satunya lembaga pelatihan di Bontang dengan kurikulum berstandar industri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Di masa pandemi COVID-19, LPK Suvi Training tetap produktif dengan jumlah peserta didik antara 300-400 orang dalam satu tahun.
Penulis: Tyo